Hubungan Yesus Dan Muhammad Sebagai Nabi Terakhir


Siapakah nabi terakhir?. Mereka adalah Yesus (Isa) dan Nabi Muhammad. 

Setelah para nabi meninggal banyak yang mengaku-aku sebagai penerus nabi karena mengaku mendapat wahyu. Mulai dari Mirza Ghulam Ahmad (Ahmadiyah), Lia Eden, Ahmad Musadek dll. Agaknya bisikan-bisikan yang gak jelas darimana datangnya membuat mereka ngiler untuk menjadi seorang nabi.


Berkatalah ia: “TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus; di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api yang menyala (Ulangan 33:2).
 
  1. Thursina adalah bukit dimana Nabi Musa a.s. mendapatkan dua log batu dan Tauratnya dari Allah.
  2. Seir merupakan suatu bukit ditanah Kanaan yang dalam hal ini menunjukkan dimana gerangan Nabi Isa a.s. akan lahir, yakni di Baitlahim.
  3. Paran adalah tempat yang menunjukkan di mana Nabi Muhammad akan lahir.

TENTANG PARAN :
 
Bangunlah, angkatlah anak itu (Ismael), dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar.”Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum……Maka tinggallah ia (Ismael) di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir (Kejadian 21: 18-21).
 
Apabila melintasi lembah Baka (Mecca), mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat (Mazmur 84:7).

 ”Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun (untuk tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia” (QS 3:96). 

Berdasarkan ayat diatas jelas sekali hubungan antara Ismael dan Mekah tempat nabi Muhamamd lahir. Ditambah lagi berita akan datangnya nabi terakhir penerus Yesus dalam Al-Kitab. Baca selengkapnya DISINI

TENTANG IBRAHIM :
 
“Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam”. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman. Kemudian Kami tengelamkan orang-orang yang lain. Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh).(QS Ash- Shafaat: 79-83). 

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim”(QS 2:124). 

“Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tuaku Ismail dan Ishaq. Sungguh, Rabb-ku benar-benar Maha Mendengar doa.” (Q.S.14 : 39).


Meski Nabi Ibrahim bukanlah nabi yang pertama tetapi beliau ditunjuk oleh Allah sebagai Imam bagi seluruh manusia. Yang mana sebagai bentuk penegasan bahwa garis kenabian akan berkembang dari keturunan beliau. Keturunan beliau yang pertama adalah Ismael dan Ishaq. Ismael ke bangsa Arab dan Ishaq ke bangsa Yahudi Selalu ada akhir dari suatu cerita, begitu pula dalam silsilah kenabian.

Dari garis Ishaq berakhir lewat Yesus (Isa). Apapun pendapat tentang Yesus (Isa) meski itu suatu pernyataan bahwa beliau menikah dengan Maria Magdalena, tetapi tak ada bukti yang akurat sampai sekarang bahwa Yesus (Isa) punya keturunan yang masih hidup.

Begitu pula dengan nabi Muhammad sebagai keturunan nabi Ismael. Meski sempat menikah dan memiliki beberapa orang anak, tapi sampai sekarang tak ada bukti akurat bahwa Nabi Muhammad memiliki keturunan yang masih tersisa. Yang terkenal yaitu Hasan dan Husein telah wafat dalam perang di Karbala Irak.

Yesus (Isa) tahun awal Masehi telah mengakhiri dinasti kenabian dari garis Ishaq dan 600 tahun kemudian Nabi Muhammad mengakhiri kenabian dari Garis Ismael.

“Muhammad bukanlah ayah salah seorang dari orang laki-laki kamu, melainkan dia itu Utusan Allah dan segel (penutup) para Nabi. Dan Allah senantiasa Yang Mahatahu akan segala sesuatu”.(QS Al-Ahzab : 40).

Artikel Terkait :