Dalam ayat
diatas kalimat “Al Qur’an” dalam tanda kurung. Penerjemah mengartikan
yang diturunkan sebagai Al-Quran. Jika yang diturunkan adalah Al-Quran,
maka ada beberapa pertanyaan :
- Apakah seluruh ayat?. Apakah seluruh ayat Al-Quran diturunkan pada malam hari?.
- Jika yang diturunkan pada malam kemuliaan adalah Al-Quran, bukankah Al Quran diturunkan selama hampir 22 tahun lebih?. Sedangkan ayat diatas dikatakan sekitar 1 malam.
Jika ayat
diatas merupakan Al Quran satu buku, maka malam kemuliaan yang dimaksud tentu
diturunkan untuk Malaikat Jibril. Dalam artian, Allah memberikan Al-Quran seutuhnya
pada Jibril lalu Jibril pada malam kemuliaan dan memberikan setahap demi setahap pada nabi
Muhammad selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Jika ayat
diatas mengacu pada ayat Al-Quran yang pertama kali diterima nabi
Muhammad di Gua Hira, berarti yang diturunkan pada malam kemuliaan
bukanlah 1 buku Al-Quran, tetapi 5 ayat pertama surah Al-Alaq. Jika ini yang dimaksud berarti malam kemuliaan diturunkan kepada nabi Muhammad.
Dari
penjelasan diatas, maka lebih baik jika dikatakan malam kemuliaan yang
dimaksud adalah malam ketika malaikat Jibril menerima Al-Quran dalam 1
paket. Bukannya malam saat nabi Muhammad menerima ayat pertama Al-Quran.
[QS 97:4] Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
Jadi sebenarnya kapan malam kemuliaan itu hadir tidak ada seorang pun manusia yang tahu kecuali Allah dan para Malaikat.
Karena
banyak muslim yang memahami Malam lailatul Qadr sebagai malam saat ayat
pertama Al Qur’an turun, mereka sering menjadikan malam ke 21 bulan
Ramadhan sebagai malam yang dipercayai akan datangnya malam lailatul
Qadr. Lalu apa yang dicari?. Apakah berharap dapat wahyu?. Bukankah
wahyu setelah Al-Quran tidak akan ada lagi!. Lagian bukankah tak ada
yang tahu kapan malam kemuliaan itu selain Allah dan para malaikat?.
Bukankah secara waktu, malam kemuliaan tidak akan terulang kembali?.
Kita hanya bisa memperingati!.