Menanggapi Fitnah Terhadap "Nabi Muhammad Dan Zaenab"

John L. Esposito, Professor Religion and Director of Center for International Studies at the College of the holly cross, mengatakan bahwa hampir keseluruhan perkawinan Nabi Muhammad saw. adalah mempunyai misi sosial dan politik (political and social motives) (Islam The straight Path, Oxford University Press, 1988).

1. Motif politik politis (seperti pada Juariyah, Safiyah, Maimunah) dilakukan untuk menguatkan kedudukan Islam dengan perkawinan antar pemuka suku. Seperti kita ketahui jaman dulu kerajaan-kerajaan di Indonesia mengadakan perkawinan bangsawan antar suku baik dari dalam dan luar negeri untuk menguatkan kedudukan dan pengaruh.

2. Motif Sosial dilakukan dalam rangka merawat anak, rumah tangga (seperti pada Sawda, Maria) pendidikan (seperti pada Aisyah), penegasan hukum (pada kasus Zainab), mengkader da’iyah (Safiyah), dan yang terbanyak adalah perlindungan terhadap para janda mukmin yang ditinggal mati oleh suaminya dalam perang, para janda yang terlantar atau yang menyerahkan diri pada Nabi, dll.


Kaum Kafirin seperti para Misionaris dan Orentialis sering menggunakan pernikahan Nabi dengan “Zaenab” sebagai lahan fitnah. Dan anehnya ada sebagian orang yang mengaku sebagai Muslim ikut-ikutan mengamini terhadap apa yang diucapkan oleh para Orentialis. Tentang pernikahan ini tertuang dalam surat Al-Ahzab (33) : 37.

[33.37] Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: “Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah”, sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.

Maksud dari kalimat yang digarisbawahi adalah :
  1. “sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya,” maksud dari kalimat ini adalah bahwa Nabi Muhammad sudah mengetahui bahwa beliau akan menikah dengan Zaenab.
  2. dan kamu takut kepada manusia” . Maksud dari kalimat ini adalah Beliau takut jika beliau melaksanakan rencana ini. Beliau merasa segan dan malu kepada orang Yahudi dan Munafik karena pasti jika rencana ini dilakukan beliau akan menjadi bahan ejekan dan cemoohan serta hujatan, dan ini membuat beliau takut ajaran beliau dan citra beliau menjadi buruk. Dan apa yang dikhawatirakn Nabi Muhammad terjadi yang mana para Misionaris mengartikan kalimat ini “sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya,” sebagi rasa “cinta” dengan imajinasi yang kotor bahwa nabi ketika berkunjung ke rumah Zaenab melihat baju Zaenab terbuka oleh hembusan angin sehingga kecantikannya terlihat nabi. Dan anehnya pendapat ini dinukil oleh guru para muffasir ath-Thabari. Banyak ulama memahami kalimat ini sebagai teguran keras kepada nabi.
  3. sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti”. Maksud dari kalimat ini agar nabi tetap melaksanaan perintah Allah sebagai dukungan terhadap beliau dan penghinaan atas musuh-musuh beliau . Sebagai peringatan kepada musuh beliau bahwa Beliau tidak bisa dipengaruhi dan diricuhi.
Menikahi istri bekas anak angkat merupakan hal yang masih tabu pada saat itu, dengan demikian Nabi Muhammad mendobrak sifat tabu tersebut.

 ARTIKEL TERKAIT
Poligami Ala Nabi