Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka …(QS. 4:34)
Ayat diatas menyinggung masalah
dilebihkannya kaum lelaki atas wanita. Menyingkapi ayat diatas ada suatu
pemikiran apakah pemimpin hanya diperbolehkan dari kaum lelaki?. Mari
kita bedah bersama :
1. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita,
2. oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita),
3. dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka
Dari ayat diatas maka kita mulai dari
nomer 2 dulu, yaitu bahwa sebagian lelaki dilebihkan atas sebagian
wanita. berlanjut ke nomor 1, bahwa sebagian lelaki yang dilebihkan dari
wanita itulah sebagai pemimpin bagi wanita.
Kita mungkin tahu bahwa secara umum
lelaki memang lebih kuat dari wanita, meski tidak semuanya. Ayat diatas
menandakan bahwa selama ada lelaki yang lebih kuat baik secara mental,
fisik atau spiritual dari kaum wanita maka lelaki adalah pemimpin
dibidangnya masing2. Karena ada kata “sebagian “ disana.
Lalu apakah wanita bisa menjadi
pemimpin?. Bisa saja selama lelaki yang disebut diatas sudah tidak ada.
Tetapi kemungkinan besar wanita hanya memimpin dibelakang layar. Banyak
raja atau pemimpin yang berhasil karena mendapat masukan yang berharga
dari pihak wanita (istri). Wanita sebagai pembuat rencana dan lelaki
sebagai pihak yang melaksanakan rencana itu. Hal itu karena wanita dari
segi fisik lebih lemah dari kaum pria. Wanita memiliki banyak kendala
seperti haid, melahirkan, menyusui dll.
Berlanjut ke nomor 3 bahwa kelebihan
lelaki itu diantaranya lebih dari harta daripada wanita. Kelebihan
lelaki tentu tidak hanya sebatas harta, tetapi juga kekayaan intelektual
lainnya. Tetapi biasanya kekayaan intelektual itu lebih menghasilkan
harta tentunya. Dan adalah suatu yang lumrah bahwa sebagai suami harus
memberi nafkah keluarga.
Lalu apakah yang menjadi pemimpin wanita
itu hanya lelaki yang kaya?. Tentu tidak karena kepemimpinan tidak bisa
diukur dengan kekayaan. Sehingga dapat dipahami disini ada lelaki lain
yang secara materi lebih rendah dari wanita. Lalu apakah wanita yang
lebih kaya tadi yang harus menjadi pemimpin?.Lihat ayat berikut :
…Bagi lelaki
hak (bagian) dari apa yang dianugerahkan kepadanya dan bagi perempuan
hak (bagian) dari apa yang dianugerahkan kepadanya….(QS 4:32)
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain….(QS 9:71)
Dari ayat diatas dapat kita pahami bahwa
wanita dan pria itu memiliki kodrat pokok masing2. Dimana disana ada
hubungan timbal balik didalamnya. Jadi mengenai pertanyaan haruskah
wanita yang kaya menjadi pemimpin, jawabannya bisa kita lihat pada
teladan rasulullah dimana Khadijah (istri nabi) adalah saudagar kaya.
Tetapi baik nabi atau khadijah bisa memposisikan tugasnya masing2.
Dimana dengan jiwa kepemimpinan nabi bisa menggunakan harta khadijah
untuk jalan yang baik.
Lalu bagaimana jika pihak lelakinya tidak
memiliki jiwa kepemimpinan sedangkan pihak wanita lebih kaya dan
berjiwa kepemimpinan?. Tentu hal ini kembali ke paragrah 6 diatas.