Kebenaran Konsep Nur Muhammad

 

Ada beberapa umat Islam yang memiliki konsep Nur Muhammad. Konsep ‘aqidah Nur Muhammad menyatakan antara lain bahwa cahaya atau ruh dari Nabi Besar Muhammad adalah makhluq pertama yang diciptakan sang Khaliq, Allah, yang kemudian darinya, Ia (Allah) menciptakan makhluq-makhluq lainnya. Akidah ini aku rasa tidak benar. Akidah ini mirip dengan Akidah kristen pada ayat Yohanes :

1:1Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

1:2Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.

1:3Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

Ayat-ayat Yohanes diatas sering dipakai oleh umat Kristen sebagai doktrin Trinitas. Tetapi mereka keliru memahami Trinitas. Anda bisa membaca tentang Trinitas DISINI

Lalu bagaimana memahami Nur Muhammad?

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 24:35)

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS 3:144)

Dari dua ayat diatas jelas sekali kedudukan Nabi Muhammad. Bahwa Allah adalah pemberi Cahaya ( Ilmu), dimana Ilmu Allah diberikan kepada Hamba-hambanya. Khusus di bidang Ketuhanan, Dia berikan kepada para Nabi-Nya, dari yang terdahulu dan terkemudian. 

Cahaya disini adalah cahaya pantulan, bukan cahaya Allah yang sesungguhnya. Ibarat saya memberi ilmu kepada anda itu berarti anda saya beri cahaya.

waja'ala alqamara fiihinna nuuran waja'ala alsysyamsa siraajaan

[QS71:16] Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? 

CAHAYA BULAN = Nuura —> CAHAYA PANTULAN
CAHAYA MATAHARI  = Siraajaan —> SUBER CAHAYA ( PELITA)

Jadi dapat dipahami bahwa “Cahaya” itu maksudnya firman Allah. Dan kemungkinan memang Cahayalah ciptaan Allah pertama kali. Mengapa?. Nabi Muhammad baru jadi nabi saat umur 40 Tahun. Saat umur 40 Tahun itulah Allah merefleksikan firman-firman-Nya pada diri Nabi Muhammad. Nabi Muhammad itu ibarat pantulan cahaya dari Allah. Ketika pemikiran dunia tentang Tuhan gelap gulita, Allah menyinarinya (menerangi pemikiran manusia) lewat firman-firman Allah kepada Nabi Muhammad.

Jadi Allah menerangi pemikiran manusia akan diri-NYA secara tidak langsung dengan firman-firman Allah yang diajarkan lewat mulut nabi Muhammad. Seperti nubuatan dalam Injil akan hadirnya nabi Muhammad :

Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. (Ulangan 18:18.) 

Konsep Nabi Muhammad sebagai pembawa cahaya sebenarnya hanya sebuah “PENEGASAN” kepada kaum yang beriman/kafir bahwa Al-Quran itu adalah firman Allah bukan puisi atau syair dari seorang yang gila. Karena bagaimanapun Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dll, juga merupakan pembawa cahaya Allah bagi kaumnya saat itu. Jadi semua nabi Allah adalah pembawa cahaya Allah. Ibarat lampu, Allah adalah nyala dalam lampu sedangkan para nabi adalah kaca lampunya. Kaca lampu itulah yang akan menyebarkan sinar lampu (cahaya Allah).

Nur Muhamamd lebih bisa diidentikkan sebagai Hadits, bahwa Hadits merupakan pantulan (cahaya) dari Nabi Muhammad.