Mesin Waktu Dan Isra Miraj


Di dalam ajaran Islam ada sebuah pengajaran mengenai Isra Miraj, yaitu perjalanan ke langit oleh Nabi Muhammad. Penjelasan mengenai Isra Miraj banyak sekali diulas di dunia online, baik pembuktian secara teori maupun dengan ilmiah yaitu dengan menghubungkan teori relativitas. Mengenai relatifitas di ajaran Islam bisa dibaca Disini dan  Disini.

Ayat Al-Quran yang menuliskan tentang Isra, yaitu :

“Maha suci Allah yang menjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Majidil Aqsha yang Kami berkahi sekelilingnya agar Kami memperlihatkan kepadanya sebahagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar  lagi Maha Mengetahui(QS. 17.Al-Isra’ :1)

Ayat diatas menerangkan perjalanan  Nabi Muhammad pada suatu malam dari Makah ke Palestina. Perjalanan secara singkat untuk jaman sekarang tidaklah mengherankan, kita bisa pergi dari Jakarta ke Amerika dalam waktu yang singkat, apalagi dengan Pesawat Supersonik. Mungkin yang jadi pertanyaan adalah bagaimana jika tanpa pesawat seperti pada jaman dahulu?. Jika menggunakan kekuasaan Tuhan hal itu adalah sangat mudah. Karena Tuhan bisa berbuat sesuai yang dikehendaki.

Al-Quran 2:117 " Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia"  

Ayat Al-Quran yang menuliskan tentang Miraj, yaitu :

“Dan sesungguhnya dia (Nabi Muhammad SAW) telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, di Sidratul Muntaha. Di dekat (Sidratul Muntaha) ada syurga tempat tinggal. (Dia melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh suatu selubung. Penglihatannya tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm:13-18)

Di artikel sebelumnya Disini ditulis artikel mengenai kemungkinan Malaikat juga mempunyai planet layaknya Manusia. Tetapi di artikel tersebut mari kita pahami mengenai relativitas waktunya. Nah dari situ kemungkinan adanya Mesin waktu bisa saja nanti akan terjadi. Tetapi Mesin Waktu ini menurutku hanya untuk waktu kedepan, dan tidak berlaku untuk waktu lampau. Mengapa?. Penjelasannya begini, andaikan anda berada di waktu masa depan, dan anda pergi ke waktu masa lampau saat ayah dan ibu anda belum menikah. Nah jika anda membunuh ayah atau ibu anda tentu anda tidak akan terlahir, dan ini akan merusak perhitungan tentunya. Dan kemungkinan kalau anda pergi kemasa depan anda tidak bisa kembali. Karena jika anda percaya takdir Tuhan, maka yang terjadi dimasa depan itu sudah ditakdirkan, nah jika anda bisa kembali dan merubah sejarah sebelumnya, tentu anda bermain-main dengan takdir Tuhan bukan. Kalau pun mesin waktu bisa ke belakang itu menurutku masih dalam satuan waktu yang sama (hari yang sama)

Dalam kasus Isra, kejadiannya hanya suatu waktu di suatu malam (Diperistiwa Miraj juga terjadi dalam waktu yang singkat meski melewati berbagai tingkatan langit), jadi tentu masih dalam hitungan hari yang sama. Seperti anda naik pesawat dari Surabaya ke Jakarta, itu masih dalam hari yang sama dan anda bisa merubah sejarah anda dalam hari itu. Misalkan setelah anda menempuh perjalanan dari Surabaya ke Jakarta kemudian pulang ke Surabaya lagi  anda jadi sadar diri dan berubah jadi lebih baik.
 
Tetapi jika anda mengalami kejadian seperti kisah Ashabul Kahfi Disini, dimana waktunya sudah hampir 309 tahun, dan anda kembali ke masa lampau untuk merubah sejarah anda, tentu itu tidak mungkin, karena hidup cuma satu kali dan secara garis linear menuju kedepan. Bahkan ketika jika nanti ternyata Yesus turun ke Bumi pun beliau kembali bukan di masa lampau Yesus, tetapi di masa saat itu.

Itulah mengapa Allah berfirman sebagai berikut :

Al-Quran 6:27-28 "Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan). Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka. 
  
Dari ayat diatas bisa diambil sebuah kesimpulan bahwa pergi menuju ke masa depan itu suatu kemungkinan dan kembali ke masa lalu dalam ruang waktu yang beda itu suatu hal yang mustahil.