Judul diatas bukan
berarti membolehkan pelacuran. Pelacuran tetap harus dihilangkan.
Judul diatas diambil karena begitu pentingnya Jilbab itu. Selain
untuk mengurangi daya tarik lawan jenis yang bisa berakibat negatif,
jilbab juga bisa membuat wanita lebih sederajad dari segi berpakaian.
Terkadang masalah Jilbab
dijadikan alasan bagi sebagian umat muslim perempuan untuk tidak
memakainya. Alasan tersebut yaitu “BELUM PANTAS, BELUM SIAP, MASIH
BERDOSA DLL”. Padahal siap atau tidak siap, semua wanita harus
menutup tubuhnya tak memandang SARA (Ras, Suku, Golongan), bahkan
Pelacur pun harus memakainya. Dalam artian seorang pelacur ketika berada di tempat umum harus berjilbab.
Banyak dari kita yang
menganggap Jilbab sebagai pakaian keagamaan (seperti halnya Mukena) padahal Jilbab itu pakaian taqwa.
Jilbab adalah pakaian keseharian anda untuk di rumah, di
pasar, untuk bermain dll. Itulah mengapa sebagian umat Muslim
perempuan (yang menganggap Jilbab sebagai pakaian keagamaan) merasa
belum siap karena merasa belum bisa melaksanakan agama dengan benar.
Jilbab sebenarnya cara
berpakaian yang mula-mula dan sudah dipraktikan dalam banyak agama.
Di artikel sebelumnya DISINI anda akan melihat bahwa Jilbab merupakan
pakaian umum yang dipakai di semua agama. Hal itu karena tiap-tiap
agama tahu esensi wanita dalam berpakaian yang benar.
Model Jilbab biasanya
dipengaruhi psikologi atau kejiwaan yang memakainya. Seperti halnya
aliran atau sekte yang sebenarnya dipengaruhi oleh psikologis
penganutnya. Antara garis keras dan moderat tentu berbeda secara
psikologis dan penghayatan (pemikiran terhadap agama). Begitu juga
model Jilbab yang dipengaruhi oleh unsur-unsur diatas.