Cara Mengikuti Sunah Nabi Muhammad



Sebagai Muslim pasti anda ingin mengikuti sunah Nabi Muhammad. Nah yang bagaimanakah sunah nabi yang paling benar?. Apakah versi Wahabi, apakah versi Syiah, Apakah versi Ahmadiyah, Versi NU, Versi Muhammadiyah  dan lain sebagainya. Kita yang pengetahuan Islamnya masih datar pastilah bingung.

Ada segolongan umat Islam yang mengikuti sunah nabi dan merasa bahwa dirinya yang paling benar, sehingga mengkafirkan golongan lain. Aneh tentunya, karena golongan itu tidak mengikuti sunah nabi 100%. Misalnya hanya meniru gaya bercelana yang congkrang (pendek diatas mata kaki), ada yang memelihara jenggot dan lain sebagainya. Sehingga mereka menganggap asing Muslim yang tidak bercelana cengkrang dan memelihara jenggot. Padahal orang yang bercelana cengkrang itu tidak meniru sunah nabi 100%. Misalnya tidak meniru bentuk rumahnya nabi, luas bangunan nabi, tidak meniru cara makannya dan lain sebagainya. Misalnya nabi dulu tidak memakai handphone, seharusnya orang tersebut juga tidak memakai handphone. Nabi Muhammad dulu kalau pergi naik unta, seharusnya mereka juga naik unta bukan naik pesawat.Pokoknya semua yang tidak dilakukan dan dilakukan harus diikuti 100%. Ini lah yang benar seharusnya, tetapi apakah bisa?. Apalagi  hanya meniru Sunah Rosul yang malam jumat saja hehe

Menurutku Islam itu ibarat sebuah cara "way of life". Cara yang bagaimana?. Yaitu semisal cara mengapung diatas air. Nah untuk mengapung diatas air itu banyak cara dan gaya. Misalnya gaya katak, gaya kupu-kupu, gaya punggung dan lainnya. Dan karena tidak semua orang bisa berenang maka harus pakai pelampung . Nah apa yang diajarkan nabi adalah semua cara tersebut, kalau anda bisa semua cara nabi ya itu bagus. Tapi pada kenyatannya banyak yang hanya bisa gaya punggung saja, atau hanya bisa gaya katak, bahkan hanya bisa pakai pelampung. Karena jika anda bisa meniru 100% baik dari segi akhlak, kelakuan, keimanan dan kekusyukan maka anda berarti nabi juga tentunya.

Kalau hal ini diterapkan di agama Kristen Katolik atau Budha maka bisakah anda bayangkan?. Seseorang di agama Kristen Katolik posisi puncak keimanan adalah menjadi Pastur atau Paus dan menjadi Pendeta Budha di agama Budha. Nah kedua pucuk keimanan ini tidak menikah. Jika penganut kedua agama tersebut menjalankan keimanan 100 persen bisa-bisa kedua agama tersebut akan punah karena pengikutnya pada tidak menikah.

Jadi silahkan memakai cara yang anda bisa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. Kalau bisa 100% ya bagus, kalau hanya 10% ya jangan mengkafirkan mereka yang hanya 1 %. Seperti halnya umat Islam punya 4 mazhab utama, kita pun bisa kok memakai mazhab yang lain yang lebih cocok. Misalnya saat ini kita memakai mazhab syafi'i tapi dalam beberapa hal kita bisa saja memakai mazhab Hambali, atau Hanafi mungkin.  Jadi bisa saja kita pakai mazhab campuran.