Ketika Islam Semakin Lama Semakin Terasa Berat, ya begitulah judul dari artikel ini. Sebenarnya ini untuk semua agama tetapi di artikel ini kita ambil Islam. Mengapa judulnya begitu?. Karena Islam itu sebenarnya agama yang mudah tetapi semakin lama terasa semakin sulit dikerjakan.
Dalam Agama Abrahamik pasti dikenal 10 perintah Tuhan yang dibawa oleh Nabi Musa. Anggap saja Nabi Musa berusia sekitar 4000 tahun dari ketika artikel ini ditulis. 10 perintah Tuhan itu dahulu mungkin hanya satu lembar kertas dan dijalankan dengan mudah (mudah saja banyak yang terpeleset). Nah dari Nabi Musa terus ke Nabi Isa 10 perintah Tuhan itu telah terpecah-pecah menjadi banyak perintah. Lalu masuk ke Jaman Nabi Muhammad dengan Al-Quran yang semestinya sangat sederhana untuk dilakukan tetapi toh ternyata kemudian melahirkan banyak Hadits mulai dari yang asli sampai palsu.
Perintah Tuhan yang tadinya 10 perintah dan cuma 1 lembar kertas mungkin sekarang menjadi banyak perintah yang kalau dikumpulkan bukunya bisa setinggi dan sepenuh gudang penyimpanan. Tentu kita-kita ini yang lahir belakangan menjadi semakin tersiksa karena untuk belajar agama (Islam) harus membaca buku segudang. Itu pun dari hasil belajar juga akan melahirkan pemahaman yang berbeda-beda. Intinya semakin lama aturan-aturan dan buku-buku (tulisan) semakin banyak. Kasihan anak cucu kita bukan. Karena untuk menjadi Islam yang benar-benar Islam harus membaca buku segudang. Yang kadang melahirkan kasta-kasta dari mulai yang mengerti Islam setingkat SD, SMP, SMA, S1, S2, S3 dan lain sebagainya. Sehingga ada yang merasa sudah S3 dalam bidang agama Islam mungkin merasa lebih Islam dari yang cuma S1 apalagi dari yang cuma SD.
Dari Kasta-kasta pemahaman dan pendidikan itu akhirnya yang merasa lebih Islam mengkafirkan atau merendahkan Muslim lain yang dinilai kurang Islami. Apakah ya harus begini?.
Kita ambil contoh saja ilmu Matematika atau Fisika, Matematika atau Fisika itu sederhana pada awalnya tetapi semakin lama semakin kompleks dan akhirnya dengan matematika dan Fisika kita bisa membuat pesawat, membuat Handphone, pergi ke luar angkasa dan sebagainya. Tetapi yang bisa ilmu biar bisa membuat alat-alat tersebut hanya sedikit orang. Karena tidak semua manusia diberi kemampuan. Nah kalau Islam dianggap sebagai ilmu materi (Fikih) maka pemikirannya akan sama seperti ilmu Matematika dan Fisika itu. Dan yang berbahaya adalah jika yang bisa menguasai itu hanya segelintir orang dan mereka berpaham garis keras dan mereka menguasai pemerintahan, maka semua umat Islam akan disuruh beragama seperti mereka. Analoginya anda dipaksa bisa membuat Komputer, bisa membuat Handphone bahkan bisa pergi ke luar angkasa. Bagus sih secara keilmuan karena derajat kita akan naik, tapi tidak akan bisa semua umat Islam berlaku seperti mereka. Jadi ya berIslam saja semampu kalian. Kita memang disuruh Allah untuk berIslam secara Kaffah (benar-benar Islam) tetapi tentu itu adalah anjuran yang sesuai tingkat kemampuan.
Untuk selanjutnya baca artikel DISINI bahwa Islam itu tidak sebengis Itu!