Lalu apakah ada yang salah dari kalimat diatas?. Dalam pandanganku tidak salah juga, yang salah itu kalau kalimatnya "Humanity Above God". Tapi kalimat "Humanity Above Religions" bisa memberikan pengartian yang miring yaitu seolah-olah kita tidak usah beragama yang penting kemanusian. Padahal kemanusiaan itu pasti ada dalam setiap agama.
Kalau ada, mengapa kita sering berkelahi karena agama bahkan sampai membunuh atas nama agama?. Itu karena kapasitas masing-masing pemeluk agama tidaklah sama, ada yang sudah dewasa dan ada yang masih bocah. Seperti halnya sekolah, maka tingkatan pemeluk agama itu ada yang baru sebatas SD,SMP,SMA atau Mahasiswa sampai Dosen. Tetapi yang perlu kita cermati, tingkat pendidikan tidak bisa dijadikan acuan bahwa seseorang sudah dewasa dalam beragama.
Kedewasaan dalam beragama ditentukan oleh emosi dan psikologis pemeluk agama, itulah mengapa tidak heran ada pemuka agama (sudah tingkat Dosen) tetapi tingkahnya masih kayak anak SD. Hal itu karena secara psikologis belum dewasa alias masih Radikal. Mereka suka menghujat agama lain bahkan memfitnah, dimana hal ini kadang penyebab terjadinya kerusuhan. Itulah mengapa mungkin perlu dilakukan test psikologi / psikotest (layaknya pencari kerja) untuk memeluk suatu agama.
Dalam Islam semua agama itu sebenarnya sama, tidak percaya? (BACA DISINI), Dan Islam pun adalah agama BUDHI (BACA DISINI), Islam sebagai agama Budhi adalah agama kemanusiaan yang berkemanusiaan karena Tuhan. Kalau "Humanity Above Religions" itu kesannya ATHEISME LUHUR. Atheisme yang luhur konsepnya anda tidak perlu percaya Tuhan untuk berbuat Moral, anda bisa membaca penjelasannya DISINI