Memahami Islam, apakah Budha, Hindhu, Kristen, Zoroaster, Yahudi itu Islam?

Selama ini mungkin dari kita dan mungkin saya sendiri masih kurang memahami makna sebenarnya dari Islam itu. Apakah Islam itu?

Al-Quran 5:3 ...................Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu........................................................................................................................................

1. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu
2. Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku
3. Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu
Apakah kalimat diatas satu kesatuan pemahaman?.  Apakah No 1, 2 dan 3 itu satu tafsir?. Dalam pemahamanku pribadi tidak.

Pada no 1 berarti itu adalah konsep yang dibawa oleh Nabi Ibrahim (Islam sebagai Ruhani). Pada no 3 berarti itu adalah konsep Islam sebagai Materi (Peradaban).
 
Jika kita membaca Al-Quran maka tidak ada itu kalimat seruan dari Allah yang berbunyi " hai orang-orang Islam, tetapi yang ada adalah "hai orang-orang yang Beriman". Mengapa begitu?.Karena Islam itu hakekatnya agama Materi (Hubungan dengan sesama manusia) sedangkan Mukmin (Beriman) itu agama Rohani (Hubungan manusia dengan Allah) . 

Misalnya Yesus itu Muslim (Baca Disini), Muslim (Mushlam) dikalangan agama Zoroaster dan Hindhu biasa diucapkan sebagai "Musalman" (Baca Disini) dan (Baca Disini)


Itulah mengapa jika Allah menyeru hai orang-orang yang beriman. berarti itu adalah orang  yang memahami Allah sebagai 1 Tuhan satu-satunya (Baca Disini)


Allah Tuhan dengan sebutan berbagai nama seperti : Pengasih, Penyayang, Kholig, Rob, Wishnu, Brahma, Sustainer, cheriser dan lain sebagainya. Yang mana penyembahan dilakukan seutuhnya pada semua nama bukan nama per nama. Bukan hanya menyembah sifat Pengasih atau Penyayang yang kadang diwujudkan dalam bentuk “Dewa Pengasih” atau “Dewa Penyayang” dengan keberhalaan (bentuk patung) yang menyertainya. Dalam Islam misalnya , Tuhan secara khusus adalah Allah yang mana merupakan puncak semua nama_NYA yang dikenal dengan 99 nama Tuhan. Dan setiap beribadah selalu memakai nama Allah. Bukti Tuhan adalah Allah bisa anda baca di artikel DISINI

Di artikel sebelumnya (DISINI) telah ditulis mengenai "Anak Perjanjian Nabi Ibrahim". Nabi Ibrahim adalah Imam Pertama di dunia, dimana beliau meminta kepada Tuhan (Membuat perjanjian) supaya semua keturunannya menjadi Imam, dan Allah menyanggupi (Kecuali orang yang Zalim).

Jadi konteksnya adalah bahwa keturunan Nabi Ibrahim secara takdir seharusnya menjadi Imam atau pemimpin Agama.  Jadi para pendiri Zoroaster, Pendiri Hindhu atau Budha dan agama lainnya seharusnya keturunan dari Nabi Ibrahim? Apa buktinya?. Buktinya adalah bahwa ajaran Murni dari berbagai agama tersebut adalah tentang peng-ESA-an Tuhan. Karena Peng-ESA-an Tuhan itu tidak sebarang orang bisa mengajarkan dan memahamkan kepada orang lain. Buktinya sampai sekarang saja masih banyak orang yang belum paham tentang peng-ESA-an Tuhan. Jadi meski ada ajaran murni pada tiap-tiap agama sebelum Islam (muslim) kenyataannya ajaran itu sudah bercampur atau berubah. itulah mengapa Nabi Muhammad Diturunkan sebagai Nabi Terakhir (Baca Disini


[AL-QUR'AN SURAT 3.64] Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.

Dan bahwa Nabi Muhammad disebutkan (diramalkan) sebagai Nabi Terakhir dalam semua agama itu (BACA DISINI

Jadi kemungkinan agama-agama Hindhu, Budha, Zoroaster, Kristen, Yahudi pada awalnya adalah ISLAM (Mukmin) (no. 1 diatas). TETAPI dalam perkembangannya menjadi Islam Materi (no. 3 diatas), sehingga tidak berlebihan jika bisa dikatakan bahwa negara-negara Barat khususnya Amerika, Jerman, Inggris dan perancis Banyak Islamnya tetapi minim Muslimnya. Dengan kata lain hubungan sesama manusia ini adalah sebuah Peradaban, sedangkan kegiatan ritualnya berubah menjadi sebatas KEBUDAYAAN saja, karena kehilangan makna mukmin nya.

Peradaban adalah menjalankan syariat tanpa memandang siapa Tuhannya. Dan Syariat itu memang hanya ada Islam. Islam disini jangan dipahami sebagai agama ruhani tetapi dipahami sebagai sebuah sifat berserah diri pada Tuhan. Bahwa alam semesta ini bergerak karena mengikuti hukum Tuhan, karena Islam itu sebenarnya sunatullah. Seperti artinya yaitu Berserah diri pada Allah. Misalnya Siklus hidup itu ya dari bayi menjadi dewasa dan tua dan mati atau ilmu fisika, kimia dan lainnya itu ada rumusnya atau ketetapannya. Seperti tubuh yang meninggi ada batasnya, aliran air yang cenderung kebawah dan lainnya. Jika dijalankan sesuai aturan akan menghasilkan yang baik tetapi jika tidak sesuai hukum Tuhan (Alam) bisa menjadi bencana. Dan terkadang manusia itu membuat sesuatu yang dilarang dan berlebihan dan suka membuat kerusakan. Kita tahu bahwa semua rumus hidup dari yang merusak atau yang membangun itu memakai rumus Allah. Dan kita disuruh memakai rumus tersebut dalam koridor atau dalam satuan yang menguntungkan bagi manusia. Misalnya Bom itu merusak dan dalam pembuatan ada rumus Allah nya, jika dibuat untuk kepentingan manusia ada baiknya tetapi jika dibuat melebihi keperluan bisa berbahaya.

Sedangkan orang yang beriman (Mukmin/Muslim)  itu lebih bersifat religi. Sekarang secara religi Islam berbeda dengan Hindhu, Budha, Zoroaster, dan Yahudi (untuk Yahudi sebenarnya secara konteks sama yaitu mengakui 1 Tuhan), karena agama selain Islam sudah tidak semurni Islam dalam ruhani religi. Tetapi secara Materi mungkin Agama non Islam itu selama menjalankan kebaikan yang tidak merusak (merugikan) adalah Islam juga. Karena Islam itu luas. Yang karena luas maka perlu diberikan jalan atau skema agar tidak keluar dari Islam. Skema itulah yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad dengan Syariat yang beliau ajarkan. Karena meski baik jika tanpa syariat bisa jadi buruk. Misalnya makan itu baik tapi makan berlebihan bisa jadi racun. Gula itu manis dan baik tapi apakah anda kuat makan gula satu truk?. Itulah mengapa Islam sebagai agama Materi perlu syariat agar kita ada dosisnya. Dan dosis yang baik tentu yang dicontohkan Nabi Muhammad meski dalam perkembangan mungkin kita sedikit menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Untuk memahaminya anda bisa memahami konsep kaum Abangan (Baca Disini)