Nabi Ibrahim, Bapak Para Nabi Dan Imam Semua Bangsa Bagian 1



Dan (Ingatlah), ketika Ibrahim diuji Rabb-nya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia. Ibrahim berkata: (Dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman: Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim. (Al-Quran. 2:124)

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia (Al-Quran 3:96). ===> Tentang Bakkah KLIK DISINI

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar baitullah (Ka’bah) bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(Al-Quran 2:127)

Ketiga ayat diatas merupakan beberapa ayat dalam Al-Quran (Kitab suci ISLAM) yang menerangkan tentang Ibrahim sebagai bapak teologi semua bangsa dan sebagai imam bagi semua bangsa.

Bukti lain adalah adanya Ka'bah. Ka'bah merupakan bangunan peribadatan kepada Tuhan yang satu yang dibangun oleh Nabi Ibrahim dan pernah disinggahi oleh berbagai pemeluk agama-agama besar. Anda bisa membacanya di beberapa artikel berikut :

 
Ada sebagian umat Hindu menganggap bahwa agama Abrahamik merupakan perkembangan dari Hindhu (Veda), dan pengikut agama Abrahamik merasa bahwa Veda adalah Kitab Suci Hindhu. Kedua-duanya salah dalam mempersepsikan Veda.

'Hindu' sebenarnya adalah sebuah kata Persia yang ditujukan untuk menyebut penduduk di wilayah Lembah Indus. Namun, dalam bahasa umum, Hindu adalah istilah  untuk berbagai macam keyakinan agama, yang sebagian besar didasarkan pada Veda, Upanishad dan Bhagavad Gita. Istilah Persia selanjutnya dipinjamkan ke dalam bahasa Arab sebagai al-Hind mengacu ke negeri orang-orang yang tinggal di seberang sungai Indus. Kemudian saat orang-orang Muslim memasuki India mereka memakai istilah tersebut untuk menyebut penduduk India secara umum. Pada Abad 13 nama Hindustan dipakai secara populer untuk menyebut penduduk di wilayah itu.

Orang Inggris yang datang kemudian memanggil mereka sebagai India (dari bahasa Yunani Indo). Kemudian istilah 'Hindu' terjadi secara sporadis dari abad 16 ke 18. Puncaknya setelah Bangsa Inggris menguasai India, para pedagang Eropa menggunakan istilah Hindu untuk menyebut agama orang India. Istilah Hindhu dibentuk sekitar tahun 1830 untuk menunjukkan budaya dan agama dari India (diluar agama Abrahamik). Jadi pemeluk Hindhu sebenarnya lebih tepat menyebut agamanya sebagai agama Vedanta daripada Hindhu.

Veda sebenarnya (kemungkinan) kitab yang berasal dari nabi Ibrahim atau dengan kata lain kisah serta ajaran nabi Ibrahim tersebar dalam berbagai kitab suci antara lain ke Veda, Avesta (Zoroaster), Bible (Khususnya Kitab Kejadian) dan Al-Quran (sebagai Kitab Penutup). Ibrahim sendiri kemungkinan Zoroaster pertama dari sekitar 7 Zoroaster yang pernah ada setelahnya.

Biographia Antiqua & Anacalypsis; by Godfrey Higgins Vol. I, p. 396., menyebut beberapa orang Majuzi menyamakan Ibrahim dengan Zoroaster, dan memanggilnya “Ibrahim Zaradust (Ibrahim Zerdascht = Ibrahim teman Api). Mengapa Ibrahim disebut "TEMAN API?", bisa anda baca di akhir artikel ini dibawah.

Voltaire’s Philosophical Dictionary, menyebut Bram, Abram yang terkenal di India dan Persia  sebagai Orang Khaldea atau Persia dan beberapa terpelajar sering menyamakannya dengan Zoroaster

The late Prof. Edward Browne of Cambridge University inadvertently mentions, : “I may here mention a very absurd fiction, which I have more than once heard the Zoroastrians maintain in the presence of Musulmans or Babis, namely, that Zoroaster was identical with Abraham.” – (A Year Amongst The Persians: Impressions as to the Life, Character, & Thought of the People of Persia; by Prof. Edward Granville Brown). Dikatakan bahwa Zoroasterian terpelihara dalam kehadiran Musulman. Musulman merupakan nama lain dari Muslim. Ini sebagai bukti bahwa Islam memang sudah ada sejak nabi Ibrahim. Bukti lain bahwa kata Muslim sudah dipakai sebelum lahirnya Nabi Muhammad bisa anda baca DISINI dan DISINI

Banyak sarjana menegaskan bahwa Zoroaster adalah pendiri Imamat Majusi. Gagasan ini dikonfirmasikan dalam Bhavisya Purana, tulisan pro-Veda, yang berbicara dari Zoroaster sebagai salah satu ‘Jarasabda’ mengatakan:

“Karena baik Anda maupun saya telah mengabaikan perintah dari Weda, begitu juga anak kami tidak akan mengikuti hukum mereka. Ia akan dikenal sebagai Jarasabda dan  Akan membawa ketenaran untuk dinastinya. Mereka akan menjalankan ibadah dan akan dikenal dengan nama magas, dan menjadi penyembah Soma, mereka akan dikenal sebagai Brahmanas. ” – (Bhavisya Purana, Brahma-parva 139,42-45)

Bhavisya Purana (bab 139-140) juga memberikan penjelasan yang luas dari latar belakang Maga Jarasabda (Zoroaster). Kata ‘Maga’ mengacu pada dinasti para imam yang mana Zoroaster adalah seorang nenek moyang. Dalam lingkungan Iran kuno, kasta imam turun-temurun disebut orang sebagai Majusi, berasal dari kata magas atau Magus. Imamat Majusi, bagaimanapun, menyatakan Abraham sebagai pendiri mereka sebagaimana tercermin dalam Antiqua Biographia yang berbunyi:

“Persia menegaskan bahwa Abraham adalah pendiri pertama dari agama mereka. Zoroaster kemudian membuat beberapa perubahan di dalamnya, tetapi dikatakan ia tidak merubah yang berkaitan dengan doktrin satu prinsip tunggal tak tercipta, tetapi hanya inovasi khusus disini yaitu memberikan nama Cahaya sebagai prinsip yang baik, dan bahwa Kegelapan merupakan prinsip jahat (setan) “-. (Biographia Antiqua). Hal ini selanjutnya dikonfirmasikan oleh sarjana Martin Haug, Ph.D., yang menulis “The Sacred Language, Writings, and Religions of the Parsis”

“Orang Majusi memanggil agamanya sebagai Kesh-î-Ibrahim. Mereka menelusuri buku-buku agama mereka kepada Abraham, yang diyakini telah membawa mereka dari surga..” – (Hal. 16.)

Nabi Ibrahim sebagai Imam segala Bangsa dengan ajaran Monoteisme dan Tauhid telah menginspirasikan ajarannya kedalam Kitab-kitab diatas. Sekedar mengingatkan lagi, mari kita baca kesamaan dari keaslian Ketuhanan (Tauhid) dari Islam, Kristen, Zoroaster dan Hindhu, sebagai bukti bahwa Kitab-kitab diatas bersumber dari nabi Ibrahim.

Monoteisme Di Alkitab Injil

1. Tauhid Nabi Musa (Ulangan 4:35, Ulangan 6:4, Ulangan 32:39).
2. Tauhid Nabi Daud (II Samuel 7:22, Mazmur 86:8).
3. Tauhid Nabi Sulaiman (I Raja-raja 8:23).
4. Tauhid Nabi Yesaya (Yesaya 43: 10-11, Yesaya 44:6,Yesaya 45:5-6, Yesaya 46:9).
5. Tauhid Yesus (Markus 12:29, Yohanes 5:30, Yohanes 17:3).

Konsep Tuhan Dalam agama Zoroaster (Dasatir, Ahura Mazda)
 
-Dia itu satu
-Dia lebih dekat padamu daripada dirimu sendiri
-Dia diatas segala yang kamu bayangkan
-Dia tanpa awal dan akhir
-Dia tak punya bapak, istri dan anak
-Dia tak berujud
-Tak ada yang menyerupainya
-Tak dapat dilihat dan dipahami dengan pikiran

Dalam  agama Hindu juga terdapat konsep Tuhan sebagai berikut (dalam Upanishad, Upanishad = Pengetahuan Brahma (pengetahuan Ibrahim):

  1. “Ekam evadvitiyam” (Dia satu satunya tanpa ada duanya) [Chandogya Upanishad 6:2:1]
  2.  “Na casya kascij janita na cadhipah.” (Tak punya orang tua dan tuan) [Svetasvatara Upanishad 6:9]
  3.  “Na tasya pratima asti” (Tak ada yang menyerupainya) [Svetasvatara Upanishad 4:19]
  4.  “Na samdrse tisthati rupam asya, na caksusa pasyati kas canainam.” (Ujud Nya tak dapat dilihat, tak ada yang bisa melihatnya dengan mata)[Svetasvatara Upanishad 4:20]

Vedanta mengandung arti “Upanishad” yang sesungguhnya. “Vedanta” berarti Veda terakhir yang merupakan tujuan Veda. Upanishad sebagai Konklusi (kesimpulan) dari Veda, dan secara kronologis muncul dari masa terakhir periode Veda. Beberapa Pundit (Pendeta) menganggap Upanishad lebih superior dari Veda.

Konsep Tuhan Menurut Veda :

Veda yang berbahasa sansekerta merupakan kumpulan dari : Rig Veda, Yajur Veda, Sam Veda and Atharva Veda . Diantara Kitab ini Rig Veda merupakan yang tertua. Rig Veda dikompilasi dalam 3 masa yang lama dan berbeda. Menurut Sarjana Hindhu atau orientalist kisah dalam Veda ada tidak lebih dari 4000 tahun yang lalu. Kepada siapa, dimana dan siapa pembuat Veda tidak diketahui dengan pasti. Dalam artian kitab ini kemungkinan dikumpulkan dari kisah-kisah tua di sekitar Asia tengah atau anak benua India. Kisah-kisah tua yang tertuang dalam ayat-ayat tersebut tidak berada dalam 1 tempat dan jaman yang sama. Saat itu tak ada nama buat kisah-kisah tua dalam ayat-ayat tersebut.
  1. “na tasya pratima asti
    “Tak ada rupa buat Tuhan.”
    [Yajurveda 32:3]
  2. “shudhama poapvidham”
    “Tuhan tak bertubuh dan suci.”
    [Yajurveda 40:8]
  3. “Andhatama pravishanti ye asambhuti mupaste”
    “Mereka memasuki kegelapan bagi yang menyembah Elemen Alam (Udara, Air, Api, dll), dan terperosok dalam kegelapan yang besar bagi yang menyembah benda buatan semisal “Kursi, Meja, Patung dll”.
    [Yajurveda 40:9]

  4. The Atharvaveda  Book 20, hymn 58 and verse 3: “Dev maha osi”
    “Tuhan Maha Besar”
    [Atharvaveda 20:58:3]9
  5. “Na tasya Pratima asti”
    “Tak ada rupa buat Tuhan.”
    [Yajurveda 32:3]
  6. “Ma cid anyad vi sansata sakhayo ma rishanyata”
    “Oh saudara, jangan menyembah apapun selain Dia, satu-satunya Tuhan, pujilah  dia sendiri.”
    [Rigveda 8:1:1]
  7. “Devasya samituk parishtutih”
    “Sesungguhnya, kemuliaan Tuhan Pencipta adalah Besar (Tuhan Maha Besar/Akbar) .”
    [Rigveda 5:1:81]

Agar ayat-ayat tersebut dapat dipelajari oleh generasi seterusnya, maka disusunlah ayat-ayat tersebut secara sistematis ke dalam sebuah buku oleh beberapa pemuka Hindhu. Setelah penyusunan dilakukan, ayat-ayat tersebut dikumpulkan ke dalam sebuah kitab yang kemudian disebut Weda.

Dan Veda di klaim sebagai kitab yang paling otentik dalam agama Hindhu. Veda inilah yang kemungkinan merupakan sumber langsung dari Nabi Ibrahim karena dalam Veda terdapat ajaran monoteisme dan Tauhid yang tegas. Yang bertentangan dengan Kitab Hindhu yang lain semisal Upanishad dimana di dalam Upanishad inilah ajaran Pantheisme berada.

Tahun 1935 Dr Pran Nath menerbitkan artikel yang isinya menerangkan bahwa Rig Veda berisi kisah kejadian dalam kerajaan Babilonia dan Mesir kuno dan perang keduanya. Peran Babilonia terhadap Nabi Ibrahim adalah bahwa dari sinilah kemungkinan kisah nabi Ibrahim berasal.

Alkitab Injil-Kejadian 10:10 Mula-mula kerajaannya (Namrud) terdiri dari Babel, Erech (Ur), dan Akkad, semuanya di tanah Sinear.


Kota “Ur” pada peta diatas diyakini sebagai tempat Ibrahim berasal yang mana dari tempat ini pula aliran Brahma menyebar ke India (Moisés y los Extraterrestres, Tomás Doreste)

Nabi Ibrahim yang menurut banyak sumber mempunyai pertentangan dengan Namrud (Nimrod) raja Babilonia (pendiri menara Babel - Tower of Babel). Agama Namrud adalah Pantheisme seperti halnya agama Hindhu sekarang pada umumnya yang menganggap semuanya adalah Tuhan. Dan juga Politeisme yang bertentangan dengan ajaran nabi Ibrahim yang monoteisme. Ajaran Pantheisme serta Politeisme Babilonia inilah yang menyebar ke Yunani, Roma, Mesir dan India pada saat itu. Sehingga tidak aneh jika ditemukan kemiripan ajaran atau kisah dari masing-masing kerajaan kuno ini.

Pada jaman itu (Balinonia-Namrud) dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim menghancurkan semua patung dewa milik Namrud kecuali yang besar (dengan mengatakan kepada Namrud bahwa Patung terbesarlah yang merusak patung lainnya) agar Namrud sadar bagaimana patung bisa menghancurkan patung lainnya. Meski tidak membawa hasil dan akhirnya Nabi Ibrahim di bakar oleh Namrud, tetapi Allah menyelamatkan beliau dengan menjadikan Api terasa dingin bagi Nabi Ibrahim. Seperti difirmankan oleh Allah dalam Al-Quran.

Al-Quran-Surah Al-Anbya 21 :68-69: Mereka berkata: Bakarlah dia (Ibrahim) dan bantulah ilah-ilah kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak. Kami berfirman: Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.

Inilah mengapa Ibrahim disebut oleh Orang Majusi sebagai “Ibrahim Zaradust (Ibrahim Zerdascht = Ibrahim teman Api)

Seperti halnya yang terjadi ketika Yesus menghidupkan Lazarus, dimana disekitarnya banyak orang2 musryik penyuka takhyul, demikian juga ketika Nabi Ibrahim dibakar. Disana banyak tukang takhyul yang ikut menyaksikan. Api yang tidak membakar Nabi Ibrahim kemungkinan menjadi dasar bagi agama Majusi (penyembah Api) untuk simbol agamanya. Zoroaster sebagai pendiri agama ini kemungkinan tidak menggunakan Api sebagai pusat mediasi kepada Tuhan, tetapi Api adalah penyimpangan berikutnya pada agama ini melalui penerusnya. BERSAMBUNG ===> KLIK DISINI