Hubungan Arab, India, Islam dan Hindu


Sebelum Islam muncul sekitar abad 6 M, masyarakat Arab (Pra Islam) merupakan masyarakat Musryik Penyembah Allah dan Berhala. Boleh dikatakan unsur pagan sangat dominan saat itu. Hal itu terbukti dengan banyaknya patung yang dipasang di Kabah saat itu. Diantara patung-patung itu yang terkenal adalah Manat, Latta dan Uzza. Manat, Latta dan Uzza merupakan Tuhan Perempuan (Goddess). Boleh dibilang sebagai Dewi kesuburan.


Darimana pengaruh Dewi Kesuburan ini muncul agak kurang jelas, tetapi satu hal yang pasti adalah bahwa hampir semua agama kuno (kerajaan kuno) memiliki Dewa Perempuan (Goddess).

Dalam Hindhu Siwa sebagai “Dewa Perusak” juga terkenal sebagai Dewa Kesuburan. Memiliki 3 ujud dan namanya adalah Parvati, Saraswati dan Kali. Apakah pengaruh Hindhu pernah ada di Arab sebelum Islam?

Menurut beberapa sumber kata Arab berasal dari kata  “Arvasthan” dan akhirnya menjadi “Arbasthan” yang berarti Tanah Kuda (ingat kuda Arab yang terkenal). Arab pernah mengalami jaman kegelapan (jadi ingat eropa saat jaman kegelapan) sebelum nabi Muhammad lahir. Dimana saat itu terjadi jaman kebodohan seolah-olah Arab terputus dengan masa lalunya yang mungkin pernah berkebudayaan tinggi dari pengaruh India.

Dan berdasarkan beberapa informasi dikatakan bahwa Arab pra Islam merupakan kisah ksatria India dimana orang-orang disana mengikuti cara hidup Veda.Veda merupakan kitab suci umat Hindhu paling sakral, dimana diperkirakan di Veda lah terdapat banyak ajaran nabi Ibrahim (Baca Disini). Mekkah dalam bahasa Sansekerta berarti “Api Pengorbanan”. Raja yang punya pengaruh atas Arab dari India adalah Vikramaditya.


Dari sini kita bisa mengerti sekarang mengapa ada hubungan antara Islam dengan Hindhu.Karena pada dasarnya baik Islam ataupun Hindhu memiliki nenek moyang yang sama yaitu Nabi Ibrahim, perbedaannya Islam mengamalkan ajaran nabi Ibrahim secara lebih murni, sama seperti saat nabi Ibrahim mengajarkannya pertama kali. Sedangkan dalam Hindhu kepercayaan Monoteisme sudah bercampur baur dengan kepercayaan Politeisme ala dewa-dewi.

Tetapi perlu kaum Muslim ketahui bahwa ketidaktahuan dari beberapa non Muslim atau mungkin Muslim sendiri terkadang  membuat mereka berfikir bahwa Islam masih melestarikan budaya Hindhu yang pernah singgah di tanah Arab.


Dua gambar diatas dipersepsikan secara berbeda antara Muslim dan Hindhu. Orang Hindhu memiliki lambang suci yaitu LINGGA-YONI (gambar kiri). Lingga sebagai representasi Pria (tongkat) dan Yoni sebagai representasi wanita (bentuk oval mirip vagina). Dan orang non Muslim atau mungkin Hindhu akan melihat gambar di sebelah kanan sebagai bentuk lain Lingga-Yoni. Padahal gambar di sebelah kanan adalah proses melempar Jumroh, yaitu melempar batu pada tiang. Hal ini dilakukan mengikuti riwayat bahwa siti hajar pernah mengusir setan dengan melempar batu saat mengganggu dirinya dan nabi ismail yang masih bayi. Bangunan jumrah dari tiang yang disekelilingnya terdapat lubang berbentuk lingkaran sebagai tempat menampung batu dan sebagai pondasi agar para peserta haji tidak saling lempar yang mengarah ke jemaah lain juga sebagai batas melempar.

Kedua gambar diatas sepertinya mirip tetapi keduanya memiliki pengertian lain. Mengenai Lingga dan Yoni lebih mendekati ke kisah nabi  Adam, BACA DISINI


Dua gambar diatas dipersepsikan secara berbeda antara Muslim dan Hindhu. Gambar diatas (sebelah kiri) merupakan bentuk lambang Yoni (Kemaluan wanita-lambang kesuburan), dimana bulatan pada Yoni seperti berlubang (kedukan). Dan disebelah kanan merupakan Hajar Aswad (batu hitam). Hajar Azwad dibungkus dengan logam yang bentuknya sekilas seperti Yoni.

Dalam pemahaman Islam,Batu Hitam diatas tentu bukanlah perlambang Yoni. Menurut beberapa penelitian Batu Hitam tersebut merupakan batu tertua di bumi. 3 potongan dari batu itu tersimpan di museum inggris. Dari penelitian ilmiah ruang angkasa juga diketahui bahwa dari bumi keluar radiasi tak berujung dari Mekkah, apakah itu pengaruh batu?.

Sebuah riwayat mengatakan bahwa batu hitam  tersebut  pernah terkubur pasir selama beberapa lama dan  ditemukan kembali oleh Nabi Ismail AS ketika ia berusaha mendapatkan batu tambahan untuk menutupi dinding Ka’bah yang masih sedikit kurang. Karena gembira mereka  tak henti-hantinya menciumi batu tersebut. Bahkan, ketika sudah tiba dekat ka’bah, batu itu tak segera diletakan di tempatnya. Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS menggotong batu itu sambil memutari Ka’bah tujuh putaran. Sebagai simbol terima kasih pada Allah yang telah memberi mereka batu langka (BACA DISINI). 
 
  

Gambar diatas (lambaian tangan) dipersepsikan Muslim sebagai awal memulai tawaf (berjalan mengelilingi Ka'bah 7 kali). Yang jelas tidak semua Muslim menyapa Hajar Aswad dengan tangan, mencium Hajar Aswad bahkan meletakkan telapak tangan di Hajar Aswad. Gerakan menyapa dengan tangan seolah sama dengan gerakan tangan menyapa pada gambar sebelah kiri. Yang jelas makna simbolisme gerakan tangan menyapa tentu masing-masing pihak berbeda. Selain itu Ka'bah selama perjalanan sejarah sering mengalami perombakan bangunan untuk perbaikan, dan Hajar Aswad adalah satu-satunya bukti keaslian bahwa disitulah tempat Ka'bah sejak nabi Ibrahim.


Lambang Bulan Sabit. Entah darimana sejarahnya sebagian Muslim menggunakan bulan sabit sebagai lambang. Menurut sumber lambang bulan sabit digunakan pertama kali oleh Turki saat menjadi negara Khalifah Islam. Dan makna bulan sabit tergantung bagaimana kita memahaminya. Islam memahami  bulan sabit sebagai lambang bahwa alam semesta dicipta oleh Allah. Sedangkan di Al-Quran Allah berfirman sebagai berikut :
Allah SWT berfirman:

"Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji................"(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 189)





Gambar kiri dan tengah merupakan gambar Gunung Kailash di Tibet. Non Muslim menyangka bahwa bangunan “Safa” yang ada di Mekah merupakan simbol Gunung Kailash. Gambar paling kanan yang dilingkari adalah “Safa”  yang oleh Muslim dianggap sebagai simbolisme dari bukit dimana Siti Hajar lari bolak-balik antara bukit Safa & Marwah  dalam mencari air untuk nabi Ismail yang sekarang dikenal sebagai air zam zam.


Pada upacara perkawinan Hindu mempelai wanita dan mempelai laki-laki pergi mengelilingi api suci tujuh kali (preambulations). Non Muslim mengira bahwa praktek mengelilingi Ka’bah selama tujuh kali sebagai simbol perkawinan dalam Hindhu. Gambar kanan adalah para peziarah yang mengelilingi Gunung Kailash di Tibet. Muslim mengelilingi Ka’bah sebagai simbol bahwa semua bergerak mengelilingi pusatnya (Allah). dari Atom hingga Galaksi, semuanya bergerak memutar mengelilingi intinya. Simbol ketaatan pada yang Maha Kuasa (Allah).

Itulah mengapa ketika Nabi Muhammad belum diangkat menjadi Nabi oleh Allah banyak ditemukan patung-patung disekitar Kabah yang mirip dengan patung-patung orang Hindhu.