Selama
wara-wiri di dunia Blog religi, dapat diperoleh kesan bahwa diantara
peserta yang berdialog terbagi dalam 2 sisi. 1) yang berdialog dengan
sopan 2) yang berdialog dengan tidak sopan. Menanggapi hal ini tentu
kita harus bisa menciptakan forum dialog yang baik bagi kedua belah
pihak. Sehingga dalam dialog lebih mengedepankan intelektualitas
daripada emosi.
Islam
sebagai agama yang sempurna mengajarkan cara berdebat yang baik dengan
Ahli Kitab. Dimana Allah ingin para Muslim menjadi manusia yang terbaik
dalam hal apapun termasuk dalam hal berdebat.
[QS 29:46] Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, …………………….
Al-Quran
menyuruh kita berdebat dengan cara yang paling baik kepada Ahli Kitab
(bisa Kristen, Yahudi bahkan Hindhu atau Budha). Dimana kita tahu
diantara Ahli Kitab (terutama Kristen dan Yahudi) ada orang-orang yang
baik budi pekertinya, cuma salah dalam akidahnya. Nah Umat Islam jika
berdebat dengan mereka diperintahkan berdepat dengan cara yang
paling baik. Seperti awal ayat QS 29:46 “Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik,”.
Bagaimana jika ahli Kitabnya orang yang resek dan suka mencaci maki agama lain (misalnya Islam). Maka Allah berfirman “ kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka”.
Nah yang masih menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara kita mendebat
Ahli Kitab yang Zalim?. Jika terhadap Ahli Kitab yang baik kita disuruh
berdebat dengan cara yang paling baik (kecuali terhadap mereka) maka
apakah terhadap Ahli Kitab yang Zalim kita boleh berdebat dengan cara
yang keras (tidak sopan dimata mereka)?. Yang jelas dibawah nilai paling
baik, masih ada baik,cukup baik, biasa dan jelek. Jadi Muslim bisa
mendebat dengan cara “Baik,cukup baik,biasa atau jelek” tergantung lawan
debat. Tetapi jika Muslim lebih baik dan santun dalam berdebat daripada
mereka (Ahli Kitab Zalim) sesuai QS 4:140, maka akan memperoleh nilai tersendiri dimata Allah.
[QS 4:140]
Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al
Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan
diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk
beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam,
Sebagai
manusia kita harus maklum bahwa kita kurang dari kesempurnaan, dan
bahwa kita sering melakukan kesalahan. Tak terkecuali saat kita
berdebat. Mungkin kita jadi emosi dan kelewatan dalam berdebat sehingga
terkesan berkata yang kurang santun. Allah berfirman :
[QS 6:68]
Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat
Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan
pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa
(akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang
zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).
Maksud “janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (Lihat QS 4:140),
adalah bahwa ketika kita jadi emosi dan berkata kurang santun, kita
harus kembali menggunakan cara-cara yang baik saat berdebat ketika
teringat larangan Allah.