Ini hanyalah pemikiranku saja, biarlah aslinya tetap menjadi rahasia. Ya, artikel ini tentang asal muasal Hajar Aswad (Batu Hitam) yang menempel di dinding Ka'bah. Apa sih istimewanya?. Tidak ada!. Lalu mengapa menjadi istimewa?. Yah layaknya batu akik atau batu lainnya, jika banyak yang mengagumi maka akan menjadi istimewa. Apa benar tidak istimewa?
Hadits BUKHARI:
Volume 2, Buku 26, Nomor 667:
Dikisahkan oleh 'Abis bin Rabia: Umar
mendekati Hajar Aswad dan menciumnya dan berkata "TIDAK RAGU, SAYA TAHU
BAHWA ANDA ADALAH BATU DAN TIDAK DAPAT MENDATANGKAN MANFAAT ATAU BAHAYA BAGI SIAPAPUN Seandainya aku tidak melihat Rasulullah menciummu aku tidak
akan mencium kamu . "
*Mengapa mencium Hajar Aswad (Baca Disini)
*Mengapa mencium Hajar Aswad (Baca Disini)
Benar kan, Hajar Aswad asalnya memang tidak istimewa. Lalu apakah ada yang tahu sejarahnya?. Tidak ada yang tahu. Yang sudah di tulis dalam tulisan-tulisan di berbagai Media hanyalah prasangka. Dan aku pun juga ingin berprasangka.
Dahulu setelah nabi Ibrahim meninggalkan Babilonia dan mengembara ke daerah India dan asia tengah Baca Disini, akhirnya dia mengembara ke arah barat.
Sesampainya di daerah yang saat itu bernama Beka, sekarang Makah (Baca Disini), Nabi Ibrahim ditugaskan oleh Allah untuk membuat tempat peribadatan yang pertama. Nah yang namanya pertama tentu membuat bingung, tentang bagaimana bentuknya, dimana lokasinya dan bagaimana awalnya.
Yang pertama tentu dimana lokasinya. Nah untuk menentukan lokasinya maka Nabi Ibrahim tentu berdoa kepada Allah, dan Allah menjawabnya. Allah memberi tahu lokasinya dengan cara menjatuhkan batu dari langit yang sekarang dikenal dengan Hajar Aswad.
Hal ini mirip ketika Qabil hendak menguburkan Habil, Qabil tidak tahu caranya, sehingga Allah mengirimkan burung Gagak untuk mengajari Habil cara menguburkan mayat.
Karena batu tersebut dari langit, maka batu tersebut termasuk golongan batu meteorit. Anda jangan membayangkan besarnya batu saat menabrak bumi sebagai batu meteor yang besar yang bisa membuat kawah, tapi kecil. Sebenarnya tiap hari bumi kita kemasukan meteor yang kecil-kecil, dan sebagian besar hancur di udara. Nah tempat jatuhnya batu tersebut menjadi tempat didirikannya Ka'bah. Dan batu tersebut digunakan sebagai arah pertama kali melakukan thawaf (mengelilingi Ka'bah). Dan kegiatan thawaf ini diteruskan ke generasi berikutnya termasuk di agama Kristen (Baca Disini)