Menurutku hidup didunia ini sudah diprogram oleh Tuhan, layaknya mesin kasir dimana tiap hari amal dan kejahatan yang kita lakukan akan saling menambah atau mengurangi dimana pada akhirnya saldo akhir yang menentukan kita apakah masuk ke Surga atau Neraka. Inilah yang difirmankan Allah di dalam Al-Quran (Islam).
[QS 99:7]
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
[QS 99:8]
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
Pada ayat di atas ada sebuah kata "Dzarrah". Banyak ulama memahami dzarrah sebagai partikel terkecil yaitu Atom, atau bisa saja bagian yang paling kecil lagi. Kedua ayat diatas merupakan konsep keadilan di dalam Islam. Bahwa kebaikan atau keburukan sekecil apapun akan mendapat balasannya.
Di Artikel sebelumnya telah ditulis yang berkenaan dengan penyembahan kepada Tuhan (Allah), apakah Allah meminta untuk disembah atau tidak. Anda bisa membacanya DISINI
Dari kesimpulan awal bisa kita simpulkan bahwa Allah Maha Kaya dan tidak akan rugi jika manusia tidak menyembah-NYA. Bahwa peribadatan yang dilakukan manusia adalah untuk kepentingan manusia sendiri.
Lalu ada pertanyaan, Jika sekiranya Allah tidak meminta untuk disembah apakah itu perbuatan dosa bagi manusia jika tidak menyembah-NYA?
Lalu ada pertanyaan, Jika sekiranya Allah tidak meminta untuk disembah apakah itu perbuatan dosa bagi manusia jika tidak menyembah-NYA?
Sekarang mari kita lihat gambar diatas. Pada gambar diatas ada 3 Golongan, yaitu Golongan A, Golongan B, dan Golongan C.
Golongan A = Golongan menuju kebaikan
Golongan B = Golongan menuju keburukan
Golongan C = Golongan Netral.
Tanda + Mengandung maksud lebih berlimpah.
Golongan C adalah golongan yang bisa diisi oleh bayi yang baru lahir, atau bisa juga oleh ruh, Anda bisa membacanya DISINI dan DISINI
Gambar di atas untuk menjelaskan bahwa Surga itu bertingkat-tingkat dimana semakin tinggi amalan kita maka semakin tinggi pula surga yang kita dapat, begitu pula semakin tinggi kejahatan kita maka semakin tinggi pula hukuman yang didapat.
“(kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah SWT dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. Ali Imran (3): 163)
Jadi sebenarnya surga atau neraka itu kita sendirilah yang menentukan, disinilah letak keadilan Allah. Tetapi karena Allah Maha Pengasih maka ada sebagian kaum yang Allah maafkan jika ternyata nilai minusnya lebih banyak, mungkin dia terpaksa berbuat keliru saat didunia tetapi sebenarnya dia beriman, dan sejenisnya.
Gambar di atas untuk menjelaskan bahwa Surga itu bertingkat-tingkat dimana semakin tinggi amalan kita maka semakin tinggi pula surga yang kita dapat, begitu pula semakin tinggi kejahatan kita maka semakin tinggi pula hukuman yang didapat.
“(kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah SWT dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. Ali Imran (3): 163)
Jadi sebenarnya surga atau neraka itu kita sendirilah yang menentukan, disinilah letak keadilan Allah. Tetapi karena Allah Maha Pengasih maka ada sebagian kaum yang Allah maafkan jika ternyata nilai minusnya lebih banyak, mungkin dia terpaksa berbuat keliru saat didunia tetapi sebenarnya dia beriman, dan sejenisnya.
(13:11)
……..Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
Dia.
(QS 42:30)
Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu).
Bagaimana cara membaca gambar diatas?
POINT 1 : Orang-orang yang percaya dengan adanya Tuhan, tetapi amal perbuatannya sebanding dengan keburukannya maka dia akan berada di Golongan C.
POINT 2 : Orang-orang yang percaya adanya Tuhan tetapi tidak menyembah Tuhan dan perbuatan baiknya lebih banyak dari keburukannya akan berada di golongan A.
OOINT 3 : Orang-orang yang percaya adanya Tuhan dan menyembah Tuhan dan perbuatan baiknya lebih banyak dari keburukannya akan berada di golongan A+.
POINT 4 : Orang-orang yang percaya adanya Tuhan dan tidak menyembah Tuhan dan perbuatan buruknya lebih banyak dari kebaikannya akan berada di golongan B.
POINT 5 ; Orang-orang yang tidak percaya adanya Tuhan (Baik atau Buruk) akan berada di golongan B+.
Mungkin anda akan bertanya mengapa pada poin ke-5 mereka akan dimasukkan ke dalam Golongan B+ meski berbuat baik?. Inilah yang disinggung dari judul diatas, yaitu apakah seorang Atheis yang baik akan masuk surga. Sebelumnya mari kita baca mengenai atheis dulu DISINI
[QS 4:48]
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar.
Dari ayat diatas sudah jelas, jika syirik (mempersekutukan Allah) saja tidak diampuni apalagi tidak mengakui adanya Allah sama sekali. Tentu kebaikan yang mereka lakukan bagaikan debu yang ditiup angin.
“Kami
berikan balasan kepada mereka atas amal yang mereka lakukan. Kami
jadikan amal orang-orang kafir sia-sia bagaikan debu yang
beterbangan.” - See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/10/25/amal-orang-kafir-debu.html#sthash.QU1f32lk.dpuf
[QS 25:23]
Dan kami berikan balasan atas amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.
[24:39]
Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di
tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi
bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan
didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya
perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat
perhitungan-Nya
“Kami
berikan balasan kepada mereka atas amal yang mereka lakukan. Kami
jadikan amal orang-orang kafir sia-sia bagaikan debu yang
beterbangan.” - See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/10/25/amal-orang-kafir-debu.html#sthash.QU1f32lk.dpuf
Jika anda membaca artikel mengenai atheis pada link diatas atau bisa anda baca lagi DISINI maka anda akan menemukan sebuah kontradiksi dari Atheis. Sehingga jika anda mengaku Atheis (tak ber-Tuhan) tetapi anda berbuat baik anda telah menipu Tuhan. Menipu orang itu sangat besar dosanya apalagi menipu Tuhan. Itulah Allah mengatakan amal perbuatan orang-orang tak Bertuhan (Kafir) bagaikan debu.
Mungkin anda akan bertanya lagi, bukankah tiap-tiap agama mempunyai persepsi yang berbeda tentang Tuhan. Lalu Tuhan yang mana?. Anda bisa mencarinya DISINI