Menyingkapi Perbedaan Gerakan Dalam Shalat


Jujur saja harus diakui bahwa gerakan shalat umat Islam tidaklah sama 100 persen. Ada beberapa hal yang berbeda diantara kaum Muslim. Seperti halnya shalatnya aliran Sunni dan Syiah misalnya. Dalam shalat saat berdiri aliran Sunni biasanya bersedekap sedangkan aliran Syiah biasanya tangan dibiarkan menggelambir, meski dalam 4 mazhab tidak selalu mewajibkan menyilangkan tangan. Atau dalam satu aliran Sunni ada perbedaan saat sujud, apakah tangan dahulu atau lutut dahulu, dan semua penganut gerakan tersebut memiliki dasarnya masing-masing. Ada juga yang saat duduk saat tahiyat, ada yang jarinya digerak-gerakkan dan ada yang tidak atau ada yang takbir bersamaan dengan mengangkat tangan ada yang tidak, dan mungkin masih banyak lagi silahkan di browsing sendiri karena saya bukanlah ahli yang begituan.

Banyaknya perbedaan kecil tersebut karena baik dari sumber Al Quran ataupun hadits belum ditemukan secara baku gerakan yang benar-benar jelas dan tegas dari Nabi Muhammad. Apakah Nabi Muhammad mengajarkan banyak versi, juga belum sepenuhnya benar. Dalam Al-Quran sendiri yang paling jelas hanya mengatakan untuk Rukuk dan Sujud. Nah gerakan antara rukuk dan sujud tentu dimulai dari berdiri dulu. Dan seperti disebutkan diatas, bahwa adanya beberapa perbedaan kemungkinan karena Al Quran hanya memberikan materi pokok saja. Bahkan gerakan dalam 4 mazhab utama Islam pun juga tidak 100 persen sama. Karena untuk orang yang sedang sakit pun atau dalam perjalanan pun juga diberi kemudahan dalam posisi atau gerakan shalat. Ini mengindikasikan bahwa sebenarnya gerakan shalat itu penuh toleran selama mengikuti kaidah utama.

Kalau saya pribadi, seperti yang sudah aku tulis dalam artikel sebelumnya"Apakah Shalat Itu Berarti Menyembah" atau Klik Disini, sudah saya terangkan dan mungkin anda tidak setuju, bahwa shalat itu bukan menyembah tetapi cara mengingat Allah yang paling sempurna dan memberi pahala yang paling besar. Itulah mengapa Al-Quran hanya menjelaskan perihal yang pokok saja yaitu "Rukuk dan Sujud" dan tidak memberikan penjelasan yang benar-benar rinci. Karena jika shalat benar-benar sebuah hidup mati (bentuk penyembahan yang membuat anda berdosa jika tidak melakukan) pastilah akan diberikan petunjuk sejelas-sejalasnya. 

Jadi selama Rukuk dan Sujud sudah terpenuhi janganlah menganggap shalat orang lain tidak syah atau batal. Inilah yang membuat umat Islam susah bersatu karena dangkalnya dalam pemahaman yang semisal ini.

Nabi Muhammad pasti sudah memberikan ajaran tentang tata cara shalat pada saat masih hidup, tetapi nabi (seperti dalam sabdanya) hanya mengatakan bagi kita agar meniru cara shalat beliau dengan melihat cara shalatnya. INGAT, Nabi Muhammad menyuruh kita melihat cara shalat beliau, bukan mengajari. Keduanya berbeda dalam pemahaman. Jika menyuruh kita melihat berarti sebenarnya gerakan shalat itu mudah dan tidak usah diperdebatkan walau ada perbedaan kecil. Jika nabi mengajari pasti itu tercatat dan catatan itu tentu tidak bisa diketahui dengan pasti sumber mana yang paling benar.  Dan untuk melihat gerakan beliau tentu masing-masing orang mempunyai kendala sudut pandang masing-masing.

Bagi generasi sekarang kita tidak mengetahui yang pasti mana gerakan-gerakan yang baku yang diajarkan nabi.Karena tentu pada jaman dahulu ajaran itu diajarkan secara mulut ke mulut karena keterbatasan komunikasi. Jikalau nabi hidup sekarang mungkin bisa kita rekam gerakannya. Tetapi karena Allah tahu bahwa begitu bahayanya jika ujud Nabi Muhammad kita ketahui (dalam Islam dilarang menggambar nabi), yang bisa membuat bahaya syirik, maka sudah sepantasnya jika Nabi Muhammad lahir sebelum abad teknologi.