Mungkin hanya Allah saja yang boleh memakai gelar Prefeksionis. Yah itulah judul artikel ini. Kok bisa?. Kata Perfeksionis biasanya selama ini disematkan pada sifat manusia. Bahwa ada sebagian manusia yang punya perfeksionis, dan itu mungkin termasuk saya ...hehehe.
Orang yang punya sifat ini terkenal sangat teliti dan juga sangat ingin segala sesuatunya bisa sesempurna yang diinginkan. Tapi setelah memahaminya dalam-dalam memang benar manusia itu meskipun merasa perfeksionis harus menghilangkan sifat itu. Mengapa?. Karena anda akan merasa sakit hati atau merasa sakit jiwa jika merasa pekerjaan anda atau hasil yang anda harapkan tidak sesuai harapan.
Misalnya saja anda ingin membuat sesuatu tapi kurang ini itu lah, maka anda merasa tidak bisa menerimanya. Mobil anda lecet sedikit, anda merasa hati anda mungkin terasa sakit. Pokoknya anda ingin 100 persen harus sesuai keinginan anda, kalau ada yang kurang anda akan merasa dongkol, dan kedongkolan yang menumpuk bisa meledak juga (dalama artian bisa bikin susah sendiri). Perfeksionis cenderung berakibat negatif pada manusia yang mengidapnya bahkan orang lain. Karena tidak bisa menerima terhadap hal yang menurut mereka kurang sempurna. Bisa anda bayangkan jika anda memiliki bos atau atasan yang perfeksionis, pasti akan melelahkan anda bukan.
Pada tahapan Religi, seseorang yang memiliki sifat ini akan berusaha sesempurna mungkin dalam menjalankan ibadahnya, hal ini bagus sih, tapi juga ada bahayanya. Yaitu ketidakmampuan dalam menafsirkan suatu ayat bisa berujung pada tindakan radikal bahkan terorisme. Kelompok radikal itu tidak hanya di agama saja tapi di semua sisi kehidupan. Bisa yang berhubungan dengan pekerjaan atau lainnya.
Dalam hal religi, kita harus bisa memisahkan tingkat keradikalannya, apakah itu dipengaruhi kejiwaan atau nilai inti dari ajaran. Sebuah pisau bisa jadi radikal positif atau negatif, jika yang memegang orang yang positif maka dengan pisau bisa menghasilkan berbagai manfaat, tetapi jika sebuah pisau dipegang oleh seorang psikopat tentu akan menjadi lain.
Makanya itulah Allah sering memperingatkan bagi kita untuk bersabar, karena hanya dengan bersabar saja kita bisa meminimalisir sifat perfeksionis kita. Jadi hanya Allah saja lah yang boleh Perfeksionis, meski manusia kadang ada yang melecehkan Ciptaan-Nya (dibalik kemegahan Ciptaan-Nya).
Bahagialah anda yang tidak memiliki sifat ini, karena anda akan lebih ikhlas dan ringan dalam menjalani hidup ini