Apakah Yesus melakukan selibat dalam kehidupannya?. Ini sebuah
pertanyaan yang sangat menarik. Semua pemeluk Kristen pasti mengatakan
Yesus tidak pernah menikah. Beberapa orang Islam mungkin juga setuju
dengan pendapat mereka. Meski begitu ada juga beberapa orang Islam dan
kaum obyektif yang percaya Yesus menikah.
Dalam Islam nabi Muhammad adalah teladan
yang mana semua perbuatan beliau harus dicontoh. Bukan hanya nabi
Muhammad, nabi-nabi yang lain pun perlu dicontoh perilakunya. Itu
menandakan bahwa para pengikut nabi bisa ikut mencapai surga yang sama
dengan surga para nabi. Pasti semua agama setuju bahwa para
pengikut harus mengikuti pimpinan mereka agar bisa mencapai keselamatan
bersama. Kalau ada yang tidak setuju berarti agama itu agama yang
diskriminasi. Bagaimana dengan hal menikah?. Soal
menikah pun para pengikut nabi Muhammad diperkenankan mencontoh nabi
Muhammad selama alasannya kuat seperti konteks nabi Muhammad, begitu pula nabi lain yang juga menikah.
Jadi anda pasti setuju jika para pengikut agama harus mencontoh pimpinan mereka misalnya para nabi sesempurna mungkin. Demikian umat Kristen harus mencontoh Yesus untuk kesempurnaan. Nah jika Yesus tidak menikah seharusnya umatnya juga tidak menikah.
Salah satu aliran Kristen yaitu Katolik tentu
dianggap yang paling tinggi ilmu agamanya dalam agama mereka dan paling
religius. Jadi merekalah yang kemungkinan besar lebih menempati surga
tertinggi daripada yang agamanya umum-umum saja. Juga bisa kita katakan mereka yang tidak sereligius pimpinannya adalah beragama semu. Para imam Katolik ini telah mencontoh Yesus dengan sesempurna mungkin. Tetapi ada sebuah pertanyaan besar. Jika pengikut Yesus ingin mencontoh Yesus sesempurna mungkin (tidak menikah) bukankah akan terjadi kepunahan masal?.
Jadi apakah Yesus itu tidak menikah (selibat)?. Mari kita lihat apa kata Yesus tentang selibat itu dalam Matius 19:12.
Yesus
berkata : “ Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir
demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh
orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena
kemauannya sendiri oleh karena kerajaan sorga. Siapa yang dapat mengerti
hendaklah ia mengerti. (Matius 19:12)
KESIMPULAN:
Ada beberapa sebab orang tidak bisa menikah :
- Karena lahir demikian dari rahim ibunya : misalnya cacat mental atau badan dari lahir yang menyebabkan tidak bisa mencari nafkah.
- Karena dijadikan oleh orang lain : misalnya pada jaman dulu ada kasim yang memang dibuat tidak untuk menikah dan juga para budak yang dihalangi untuk menikah.
- Atas kemauannya sendiri oleh karena kerajaan sorga: misalnya Pendeta/Rahib. Bahwa dulu sebelum Yesus lahir, beberapa orang Yahudi melakukan selibat (Mainstream Yahudi/Rahib) dalam kehidupannya.
Yang perlu dicermati adalah jika Yesus mengajarkan murid-muridnya untuk
tidak menikah oleh karena kerajaan sorga (no.3) maka semua pemeluk
Kristen yang taat harus tidak menikah. Sekali lagi bukankah jika hal ini dilakukan,
umat Kristen akan punah dari dulu?. Salah satu sekte Kristen yang setuju
bahwa Yesus menikah adalah Mormon.
Dari 3 alasan diatas sebenarnya hanya
no 2 & 3 yang dilarang Allah (untuk pihak yang menghalangi &
yang membuat sendiri meski mampu). Karena menikah itu suatu bagian dari
kehidupan manusia. Dalam ayat diatas Yesus cuma menerangkan
alasan-alasan orang tidak menikah tapi tidak mengatakan boleh tidak
menikah.
Dalam dunia Kristen (bagi para Imam),
menikah atau tidak itu suatu pilihan. Bahkan Paulus juga menganjurkan
untuk menikah (1 Timotius 3:2).Petrus juga menikah, dimana hal ini dapat
dibaca dalam Matius 8:14 “Setibanya di rumah Petrus, Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam”.
Para Rasul juga menikah (1 Korintus 9:5). 37 Paus pada abad-abad
pertama menikah, misalnya Paus Hormisdas (514-523) yang merupakan ayah
dari Paus Silverius (563-537). Lainnya memilih selibat.
Dalam bukunya Prof . Dr . Barbara Theiring yang berjudul JESUS THE MAN, diulas bahwa Yesus ternyata pernah menikah. Disebutkan bahwa di dalam Injil filipus (yang ditemukan di
naskah Gnostik di Neg Hammadi), kata-katanya jelas sekali dibaca, meski
ada berbagai lubang pada naskah itu. Dimana ada 3 orang yang selalu
berjalan dengan Tuhan, yaitu Maria ibu Yesus, Maria saudaranya, dan
Maria Magdalena (satu-satunya teman dekatnya). Kemudian dalam naskah
yang sama dituliskan : “Dan pendamping dari (…) Maria Magdalena
(…mencintai) dia lebih dari seluruh muridnya (dan biasa) menciumnya
(sering) padanya (…). Saat senggang (Muridnya) berkata padanya (Yesus) :
“Mengapa engkau mencintainya (Maria Magdalena) melebihi kami?. Dia
menjawab : “Mengapa aku tak mencintai kamu seperti dia?”
Arti penting dari bagian ini telah
dilemahkan oleh sebagian Terpelajar yang menetapkan tanggal akhir yang
tidak mungkin ke “Injil Filipus,” bersikeras bahwa itu disusun setelah
250 Masehi. Namun, kata-kata dari “Injil Filipus” menunjukkan bahwa itu
ditulis sebelum tahun 70 Masehi ketika masih ada “Kaum Ibrani”, yaitu
orang-orang Yahudi yang baru saja menjadi Kristen. Dokumen yang lebih
awal, semakin besar kemungkinan untuk menjadi sejarah.
Dalam Perjanjian Baru sendiri, seorang
wanita diidentifikasi sebagai Maria dari Betania dalam Injil Yohanes
“mengambil satu pon salep murni Maynard (Narwastu) yang mahal dan diurapi kaki
Yesus dan menyeka kaki dengan rambutnya; dan rumah dipenuhi aroma salep”
(12:3). Ini adalah kiasan langsung untuk Kidung Agung 1:12: “Ketika
raja di sofa, Maynard memberikan aromanya terus”.
Yesus termasuk dari Esseni (Baca Disini). Esseni sangat
berbeda dari mainstream Yahudi yang mencoba menghindari seks. Mereka
(mainstream Yahudi) adalah beberapa biarawan atau total selibater.
Sejarawan Josephus menggambarkan bahwa para anggota Esseni adalah
dinasti garis, urutan kedua dari Eseni, harus menikah untuk melanjutkan
garis. Yesus adalah keturunan dari garis Daud (Roma 1:3). Yusuf, yang
diambil untuk menjadi “ayah biologisYesus”, adalah keturunan dari
kerajaan keluarga Daud, sebagai silsilah dalam Injil Matius dan Lukas (Baca Disini)
Kaum Esseni pergi ke luar biara untuk
berhubungan seks dengan istri-istri mereka secara berkala, kemudian
kembali ke kehidupan pertapa. Istri mereka jelas tidak pergi ke sekitar
dengan mereka. Karena kaum Eseni dan banyak Kristen awal menganggap
perempuan sebagai agen dosa, seperti tulisan awal kristen pada 1
Timotius 3:13-15 dan pernyataan serupa diilustrasikan oleh patristik
penulis.
Periode tahun pelayanan Yesus yang
dijelaskan dalam Injil adalah di mana Yesus hidup di luar biara Esseni b,
tiga-tahun perkawinan percobaan dari kebiasaan Essene yang digambarkan
oleh Yosefus (Jewish War 2, 160-161).
Maria Magdalena muncul dengan Yesus di
momen kunci. Dia orang yang sama sebagai Maria dari Betania. “Betania,”
berarti “Rumah Masyarakat Miskin,” adalah nama untuk “Therapeutae”,
suatu sekte Yahudi yang digambarkan oleh Philo dari Aleksandria, dari
mana Maria Magdalena berasal. Dia bukan wanita yg kesurupan atau
pelacur.
Menurut Injil, seorang “yg kesurupan”
adalah militan fanatik. Mary adalah kebebasan pejuang dengan pandangan
nasionalis bahwa Yesus “terbuang”-yaitu, ia membujuknya untuk mengubah
politik. Penuh latar belakang historis dari abad pertama yang harus
diperhitungkan.
Tentang nama “Maria,” dengan mengabaikan
diskripsi Philo tentang Therapeutae. Mereka adalah pertapa yang berbasis
di Mesir terkait erat dengan Eseni. Ibadah mereka berpusat pada
Keluaran pencitraan, dan termasuk suatu liturgi dengan tarian paduan
suara. Therapeutae, tidak seperti monastik Esseni, mempunyai anggota
perempuan. Dalam liturgi, paduan suara pria dipimpin oleh seorang pria
bertindak sebagai “Musa” dan paduan suara perempuan oleh seorang wanita
bertindak sebagai “Miriam,” adik Musa. “Miriam,” diterjemahkan sebagai
“Mary,” adalah gelar. ( “Yusuf” juga gelar, begitu juga “Yakub,”
“Abraham,” “Isaac,” “Musa,” dan “Elia.”) Sekali ini diakui, seorang
wanita dengan gelar Miriam (Maria) adalah dipahami sebagai pemegang
kantor kepala wanita dari Therapeutae. Ibu Yesus telah mengadakan peran
itu, dan istrinya melanjutkan itu.
Jika Yesus permah menikah itu adalah lebih mungkin, mengapa?. Karena Yesus akan dikatakan Pezina dan harus dihukum rajam jika tidak menikah. Perhatikan ayat berikut ini.
“Kamu telah
mendengar firman: Janganlah berzinah. Tetapi Aku berkata padamu. Setiap
orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah
dengan dia di dalam hatinya, maka jika matamu yang kanan menyesatkan
engkau, cungkillah dan buanglah, karena lebih baik bagimu jika satu dari
anggota tubuhmu binasa daripada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke
dalam neraka (Injil Matius 5:27-30).
Apakah
orang kristen mengenal kata Muhrim, yaitu orang yang tidak boleh
dinikahi?. Dalam Islam yang bukan muhrimnya dilarang melakukan sesuatu
yang berhubungan dengan fisik yang konotasinya menjurus ke hal-hal yang
membangkitkan gairah seks. Berdasarkan ayat diatas maka tampak sekali
bagaimana ketatnya hukum zina dalam Kristen. lantas apakah yang
dilakukan Yesus dalam ayat-ayat dibawah ini tergolong zina?.
Setelah
lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome
membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. (Markus 16:1)
Dalam ayat diatas Maria Magdalena hendak
meminyaki Yesus. Yang menjadi pertanyaan untuk apa mayat yang sudah
membusuk 3 hari diminyaki?. Yesus hendak diminyaki karena dia masih
hidup tentunya. Dan bagaimana mungkin orang yang bukan muhrimnya
meminyaki tubuh Yesus. Meminyaki adalah arti lain dari “Masaha” yang
berarti mengurapi/mengusap.
20:17Kata
Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi
kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah
kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu,
kepada Allah-Ku dan Allahmu.” (Yohanes)
Dalam ayat diatas Yesus mengatakan kepada
Maria untuk jangan memegang dia. Ada dua kemungkinan dari perkataan
ini. 1). Kemungkinan Maria hendak memegang dan Yesus melarang. 2) Maria
sudah memegang dan Yesus melarang. Kerasnya hukum Zina dalam Yahudi
tidak mungkin jika seseorang perempuan yang bukan muhrimnya punya
keinginan untuk memegang orang yang religius sekali.
7:38
Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu
membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan
rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak
wangi itu. 7:45 Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. (Lukas)
Dalam ayat diatas tidak jelas siapa
perempuan yang menciumi kaki Yesus, apakah Maria Magdalena atau Maria
Betania, tetapi sepertinya betani karena Maria Magdalena lebih kudus,
sedangkan dalam ayat diatas konteksnya sebagai perempuan yang berdosa.
Ayat-ayat Al-Kitab Injil yang berhubungan antara Yesus dan Maria (sebagai suami-istri) antara lain :
LUKAS 10:39-40
Perempuan itu mempunyai seorang saudara
yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus
mendengarkan perkataan-Nya,sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia
mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa
saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu
aku.”
YOHANES 20:17
Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau
memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada
saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan
pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.”
YOHANES 3: 29-30
Yang empunya mempelai perempuan, ialah
mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri
dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara
mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu
penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
YOHANES 9:14-15
Kemudian datanglah murid-murid Yohanes
kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa,
tetapi murid-murid-Mu tidak?”.Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah
sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu
bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari
mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
Dan Brown dalam bukunya The Davinci Code
menyebut nama Maria Magdalena sebagai istri Yesus, yang ketika (orang
yang diserupakan) Yesus disalib, ia sedang hamil tua. Kemudian atas
bantuan paman Yesus bernama Yosep dari Arimatea ia dibawa keluar dari
Yarusalem menuju Prancis. Ia dititipkan pada sebuah keluarga Yahudi. Ia
melahirkan seorang anak perempuan yang kemudian diberi nama Sarah.
Setelah Sarah dewasa ia menikah dengan seorang bangsawan Prancis. Dari
pernikahan dua bangsawan ini melahirkan sebuah marga bangsawan baru yang
dikenal dengan nama Merovingian.