Sidratul Muntaha : Singgasana Allah Diatas Air



“Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah ‘Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya” [QS. 11 : 7]. 

Tentu  bagi anda para muslim pernah atau masih mempertanyakan makna Air disitu kan?. Apakah air itu bermakna kias atau lugas? Jika bermakna Kias, bisa kita kaitkan bahwa hampir semua ciptaan Tuhan (Allah) berasal dari air, baik itu batu atau manusia dan hewan. Misalnya saja bumi meski berupa tanah dan batuan tapi asal muasalnya adalah dari gas  yang menjadi air mendidih bercampur dengan zat lain layaknya magma yang encer yang kemudian setelah berjuta tahun bagian atasnya mendingin  berubah menjadi tanah dan air. termasuk makhluk hidup, seperti firman-NYA :

(QS 21:30) …..Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup……

Dalam berbagai kesempatan browsing di dunia online, banyak membahas mengenai Sidratul Muntaha, sebagai tempat bertemunya Nabi Muhammad dan Allah, diatas langit ke tujuh (7 langit Baca Disini). Dan berdasarkan beberapa hadits, semisal Bukhari bahwa di atas Sidratul Muntaha tersebut terdapat lautan (air) yang sangat luas dibawah Arsy.

Tapi sebenarnya bukan ini yang ingin kubahas, tetapi mengenai tempat Allah berada. Karena banyak yang mengaitkan antara Sidratul Muntaha dengan Singgasana Allah (tempat Allah bersemayam). Dalam pikiran mereka Allah itu punya singgasana seperti halnya Raja diatas awan dan Allah duduk (secara fisik) disitu tentu hal ini salah.

Jika mereka menganggap Allah duduk diatas singgasana tentu Allah berada di dalam ruang kan. Apa iya Allah ada didalam ruang?. Saya pernah memahami dan mencari hakekat soal ini mengenai dimana Allah bersemayam. Dan jawabannya ADA DISINI

Seperti halnya banyak muslim meyakini bahwa Allah turun ke bumi disepertiga malam (BACA DISINI), jelas ini sangat keliru. Seolah-olah Allah itu makhluk kecil yang sama Matahari pun kalah ukuran. Tentu yang dimaksud disini adalah Malaikat bukan Allah.
 
Sekali lagi seperti firman Allah yang menyuruh kita jangan memikirkan Allah tapi fikirkan ciptaan Allah memang benar. Karena Allah tidak bisa difikirkan. 

Dalam hematku, langit ke tujuh atau langit lainnya jika memang masih ada, dimana dihubungkan dengan Arsy Allah, itu merupakan batas antara dunia Rasional dan dunia Irasional. Diatas langit ketujuh (Arsy) merupakan batas Rasionalitas kita. Jika dikaitkan dengan singgasana, mungkin itu hanya sebuah tempat bagi para Malaikat untuk menerima atau mengambil tugas dari Allah tetapi bukan terus Allah duduk secara fisik disitu.

Malaikat Punya Planet BACA DISINI

Anda bisa membaca artikel sebelumnya antara kaitan antara Arsy dan Rasionalitas pada beberapa artikel berikut (klik judulnya)
 

 
Jadi ketika nabi Muhammad bertemu Allah di Sidratul Muntaha itu seperti ketika Musa bertemu Allah di semak belukar, itu bukanlah Allah yang Asli. Hanya Allah yang tahu ujud Allah sendiri.

Dan jika benar diatas Sidratul Muntaha ada lautan (karena mungkin ada penafsiran yang lain), berarti bisa dijawab bahwa inilah maksud air dalam firman Allah "................. dan adalah ‘Arsy-Nya di atas air.......[QS. 11 : 7]"

Dan mungkin air ini yang meliputinya  seperti Firman Allah : "(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya," (An Najm 53 :16)

-Hanya Allah yang tahu-
 
BACA ==> KETIKA TUHAN DAN MANUSIA BERSATU KLIK DISINI