Kaum Kristen sering beranggapan bahwa Yesus disalib karena kehendak Allah. Benarkah Allah yang menghendakinya?. Untuk mengetahui yang sesungguhnya tentu kita harus tahu konteksnya.
Sebelum Yesus ditangkap, sebenarnya Yesus sempat bertanya kepada Kaum Yahudi mengapa hendak mencelakainya. Kaum Yahudi bilang bahwa
mereka melakukan itu karena Yesus menghujat Allah dengan mengaku sebagai
anak Allah. Lalu Yesus Protes, Yesus
mengatakan kepada orang-orang Yahudi sekaligus mempertanyakan bukankah
di dalam Taurat manusia itu sudah biasa dikatakan sebagai allah (Ilah)?
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai allah (Ilah)bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu.(Keluaran 7:1)
Aku sendiri telah berfirman: “Kamu adalah allah (Ilah),
dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian. Namun seperti manusia kamu
akan mati dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas.”(Mazmur 82:6-7)
Perhatian : di Alkitab Injil huruf "a" pada kata Allah ada yang diketik dengan huruf besar, seharusnya huruf kecil. Untuk memahaminya anda bisa membaca DISINI
Dalam
taurat orang-rang yang suci dan shaleh dikatakan sebagai allah atau tuhan. Lantas Yesus prostes jika dalam Taurat mereka (orang suci) biasa
dikatakan dengan allah lalu mengapa Yesus yang hanya memakai kata anak
Allah dipersalahkan?.
Jikalau
mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah–sedang Kitab
Suci tidak dapat dibatalkan–,masihkah kamu berkata kepada Dia yang
dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau
menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? (Yohanes 10 :35-36)
Dari
sini sebenarnya telah terjadi kompromi antara orang-orang Yahudi dengan
Yesus (sudah sama-sama tahu maksudnya) tetapi mengapa akhirnya Yesus
tetap dibunuh dan disalib?. Padahal Yesus telah mengaku dihadapan para
Imam bahwa dia hanya seorang Mesias. Ini karena saat itu adalah saat
penuh dengan pergolakan politik. Imam-imam besar saat itu telah
menduduki posisi yang sangat menyenangkan. Ketika Yesus hadir dengan
ajarannya, itu sangat mengganggu bagi imam-imam besar tersebut. Boleh
dibilang para Imam takut posisinya tergeser. Para Imam takut nanti kaum
Yahudi akan menjadi pengikut Yesus dan meninggalkan para Imam. Jadi,
dibuatlah skenario ini.
Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: “Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?”.Jawab Yesus: “Akulah Dia,
dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang
Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit.”Maka Imam
Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: “Untuk apa kita perlu
saksi lagi?.Kamu sudah mendengar hujat-Nya terhadap Allah. Bagaimana
pendapat kamu?” Lalu dengan suara bulat mereka memutuskan, bahwa Dia harus dihukum mati.(Markus 14:61-64)
Tetapi
seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu,
berkata kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa-apa,.dan kamu tidak insaf,
bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari
pada seluruh bangsa kita ini binasa.”Hal itu dikatakannya bukan dari
dirinya sendiri, tetapi sebagai
Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk
bangsa itu,dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk
mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.Mulai
dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. (Yohanes 11 :49-53)
Keterangan:
makna mengumpulkan anak-anak Allah yang tercerai berai maksudnya bukan
dari segi agama Kristen tapi dari segi agama Yahudi (Taurat)===>Yesus
dikorbankan oleh Imam Yahudi agar anak-anak Allah bangsa Yahudi bersatu
dan berkumpul setelah tercerai berai akibat perbedaan dan saling berbantah akibat ajaran Yesus.
Lukas 2:34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
Dengan membunuh Yesus bangsa Yahudi tidak akan terpecah belah menjadi golongan yang ikut Imam dan ikut Yesus.
Lukas 2:34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
Dengan membunuh Yesus bangsa Yahudi tidak akan terpecah belah menjadi golongan yang ikut Imam dan ikut Yesus.
Dan
untuk memuluskan jalan murid-murid Yesus pun dipengaruhi. Antara lain
yang paling menonjol adalah Yudas. Yudaslah yang telah menerima bayaran
dari para Imam.
Lalu
pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu,
kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada
mereka.(Markus 14:10)
Lalu
pergilah Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait
Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus
kepada mereka.(Lukas 22:4)
LUKAS 11 : 45-57
Banyak
di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang
menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu.Lalu
imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk
berkumpul dan mereka berkata: “Apakah yang harus kita buat? Sebab orang
itu membuat banyak mujizat.
Apabila
kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan
orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta
bangsa kita.”Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa-apa, dan
kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati
untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.”Hal
itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar
pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu,dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.
Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. Karena
itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi,
Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang
bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. Pada
waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang
dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum
Paskah itu. Mereka
mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata
seorang kepada yang lain: “Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia
ke pesta?” Sementara
itu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi telah memberikan perintah
supaya setiap orang yang tahu di mana Dia berada memberitahukannya, agar
mereka dapat menangkap Dia.