Orang Kristen percaya bahwa Yesus disalib untuk menebus dosa mereka. Yang menjadi pertanyaan apakah Yesus merencanakan semua ini?. Menurut pemahaman Kristen tujuan Iblis untuk terus mencobai Yesus adalah agar Yesus JATUH & BERDOSA, sehingga dengan demikian Iblis hendak membuat Yesus tidak pantas untuk menebus segala dosa-dosa. Yesus adalah jalan yang lurus menuju ke Bapa (KLIK DISINI). Amal Ibadah kita peroleh hanya jika kita tunduk pada perintah Bapa. Mengapa?. Karena Penyaliban Yesus merupakan rencana Iblis yang paling cerdas dan paling berhasil. Sebelum rencana diatas dilakukan sebenarnya Iblis sudah berulang kali mencobai Yesus agar berbuat dosa.
Kemudian
ia (Iblis) membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap
mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis
kepada-Nya: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan
kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku
memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”(Lukas 4:6-8)
(Ayat diatas tidak realistis. Bagaimana mungkin Semua
kerajaan di dunia bisa dilihat saat anda berada di tempat paling tinggi di dunia?, misalnya di puncak gunung Everest, jika anda pergi ke ruang angkasa pun
anda hanya melihat satu sisi dunia)
Kalimat “Tuhan Allahmu” adalah Tuhan yang disembah Yesus juga. Jika Tuhan adalah Yesus maka kalimatnya seharusnya “Engkau harus menyembah Aku, Allahmu, dan hanya kepada Aku sajalah engkau berbakti!”.
Dari
semua rencana diatas, Iblis telah gagal melaksanakannya. Tetapi Iblis
adalah makhluk yang cerdas. Jika Tuannya tidak bisa digoda maka Iblis
akan menggoda muridnya. Caranya yaitu membuat muridnya melakukan yang
bertentangan dengan ajaran Tuannya. Ajaran hakiki Yesus adalah menyuruh
muridnya untuk mengatakan dan mengakui bahwa Tuhan hanya satu dan Tuhan
hanya BAPA.
- Bapaku lebih besar dari aku.” [Yohanes 14:28]
- “Bapaku lebih besar dari semua.” [Yohanes 10:29]
- “…Aku mengusir Setan atas kuasa Tuhan (Bapa)….” [Matius 12:28]
- “Aku (Yesus)tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia (Bapa) yang mengutus Aku.” [Yohanes 5:30]
Dalam kepercayaan umum Kristen dikatakan bahwa Yudas menghianati Yesus. Dari semua 4 Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes menyebut Yudas sebagai Penghianat.
- Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.(Matius 10:4)
- dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.(Markus 3:19)
- Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. (Lukas 6:16)
- Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.(Yohanes 6:71)
Hampir semua 4 Injil mengatakan Yudas
adalah penghianat yang menyebabkan Yesus ditangkap dan disalib untuk
dibunuh. Jika memang demikian, mengapa Yudas disebut penghianat?.
Bukankah tanpa dia Yesus tidak akan tersalib dan tidak ada konsep
penebusan dosa?.
Terkadang hal ini menjadi sebuah bahan
tertawa, karena lucu. Lucunya adalah orang-orang Kristen menganggap
Yudas penghianat tetapi mereka menikmati hasil kerja Yudas. Apakah ini
bukan hal yang memalukan. Seharusnya mereka menganggap Yudas seorang
pahlawan karena telah mengantarkan Yesus ke tempat Salib. Jika memang
demikian pemikirannya maka tidak salah jika orang Kristen di dunia ini
adalah pengikut Yudas. Jika menjadi pengikut Yudas berarti menjadi
pengikut Iblis. Jadi penyaliban Yesus merupakan rencana Iblis.
- Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.(Yohanes 13:2)
- Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu.(Lukas 22:3)
Dewasa ini telah terbit Injil Yudas. Intinya bahwa Yudas melakukan hal itu atas perintah Yesus agar Yesus disalib. Jadi dari sisi Injil Yudas, Yudas bukanlah seorang penghianat tetapi seorang pahlawan.
Itulah mengapa jika orang Kristen
menggunakan moment tersalibnya Yesus untuk membentuk doktrin penebusan
dosa, mereka seharusnya menggunakan Injil Yudas dalam keseharian mereka
dan membuang 4 Injil (Matius, Markus, Lukas & Yohanes).
Dari sisi Islam dengan tegas dikatakan
bahwa penyaliban Yesus akibat ulah murid-muridnya sendiri yang tidak
setia. Yesus terlepas dari semua rencana jahat itu. Jadi Yesus tidak
merencanakan apapun soal penyaliban dia.
Klaim Islam bahwa Yesus terlepas dari
semua rencana jahat itu dapat diperkuat dengan beberapa ayat dalam
Injil, antara lain sebagai berikut :
Dan ketika
mereka sedang makan, Ia (Yesus) berkata: “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” (Matius 26:21).
Dari contoh ayat diatatas kita bisa
memahami Yesus tidak merencanakan apapun, dalam Matius 26:21 Yesus
mengatakan bahwa diantara muridnya ada yang akan menyerahkan dia. Ini
bukan suatu perkataan rencana tentunya. Hal ini dapat kita lihat dari
ayat selanjutnya :
- Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya: “Engkau telah mengatakannya.” (Matius 26:25)
- Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: “Bukan aku, ya Tuan?” (Matius 26:25)
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa
semua murid-murid Yesus menolak dituduh akan menyerahkan Yesus. Bukankah
hal ini bukti bahwa tiada rencana dari Yesus?. Apalagi jika kita
membaca ayat selanjutnya.
Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” (Matius 26:24)
Lihatlah ayat ini (Matius 26:24) Anak mausia memang akan pergi maksudnya bahwa semua manusia pasti akan mati, tetapi Yesus mengatakan “Celakalah orang yang menyerahkan dirinya untuk disalib?”. Itulah mengapa saat disalib Yesus berteriak seolah tidak terima:
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Matius 27:46 – Markus 15:34)