Nabi Muhammad Nabi Yang Ummi (Bagian2)




” Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: “Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku”. Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: “Apakah kamu (mau) masuk Islam?” Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. “ (QS 3:20)

Perhatikanlah ayat diatas, ada kalimat " Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: “Apakah kamu (mau) masuk Islam?. Dikalimat ini orang Alkitab dan Umi ditawari masuk Islam. Dalam hal ini kedua golongan tersebut seolah-olah sejajar

Yang menjadi pertanyaan adalah, kita tahu bahwa umat Muslim umumnya mengartikan "ummi" sebagai tidak bisa membaca, nah jika kedudukan kedua golongan dalam kalimat diatas sejajar bukankah berarti orang Alkitab juga tidak bisa membaca?. Padahal kalimatnya orang yang diberi Alkitab (mengindikasikan orang yang bisa membaca Alkitab). Jadi kemungkinan makna "ummi" bukanlah berarti Buta Huruf melainkan buta agama. Tetapi kalau menurut pemahamanku bisa buta huruf sekaligus buta agama (Baca Disini)

Kembali ke masalah diatas bahwa kemungkinan "ummi" berarti buta agama, hal lain yang mendasari adalah bahwa saat Nabi Muhammad disuruh membaca oleh Malaikat Jibril "[QS 96:1] Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,", Malaikat menyuruh nabi untuk membaca sebanyak 3 kali. Jika orang buta huruf langsung bisa membaca adalah suatu mukjizat, tetapi jika kita mendasarkan rasio akal kemungkinan perintah membaca itu adalah perintah menghafal. Karena memang semua nabi pada saat menerima wahyu adalah dengan menghafal tidak menulis.

[QS 6:7] Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang kafir itu berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata." 

Ayat ini seolah-olah menegaskan bahwa Al-Quran difirmankan kepada Nabi Muhammad melalui penghafalan dan tidak melalui tulisan.

inspirasi:Haniifa