Ternyata Allah Memang Minta Disembah!.



Pada artikel sebelumnya (Disini) telah ditulis artikel dengan judul "Apakah Allah Minta Untuk Disembah?". Dan jawabannya adalah "IYA", Allah memang minta untuk disembah. Itulah kesimpulannya.

Dasar pemikirannya sebagai berikut :

1. Allah lah pencipta alam semesta seisinya, jika kita tidak menyembah Allah memangnya kita hidup di buminya siapa. sehingga dalam hadits disebutkan :

Siapa saja yang tidak rela menerima ketetapan-Ku (takdir-Ku) dan tidak sabar menghadapi ujian-ujian-Ku kepada dirinya, silahkan dia mencari Tuhan selain Aku. [HR. Ath-Thabrani dan Ibnu ‘Asakir]

karena kita hidup di rumah Allah maka terserah Allah sebagai pemilik rumah mau mengatur kita. Kalau kita menolak ya cari rumah yang lain saja. Tapi dimana?

2.Kita harus memisahkan makna dari Menyembah dan Beribadah (Shalat , dan lainnya). Baca Disini

3. Jika Allah tidak mewajibkan kita untuk menyembah-NYA maka ayat-ayat Al-Quran ini tidak akan berlaku Baca Disini


Jadi dalam pemahaman Islam Tuhan (ALLAH) memang wajib  disembah atau mewajibkan kita untuk menyembah.

Agar manusia tidak lalai daripada menyembah kepada Allah, maka Allah menyuruh manusia untuk beribadah (Infaq, Shadaqah, Shalat, dll)

Terkadang dalam suatu perjalanan aku melihat nenek-nenek atau mungkin kaum miskin yang begitu kasihan sampai-sampai tak tega hati melihat mereka dalam usaha mencari rizki. Dan aku yakin mereka pasti tidak bisa ber-Islam dengan baik. Boleh dibilang terkadang dalam usaha mencari rizki yang hanya untuk memenuhi kebutuhan makan hari ini atau hari esok mereka jadi terhambat dalam memahami hidup beragama atau beragama secara khusuk. Pengetahuan tentang ber-Islam juga pasti kurang baik.

Sehingga jika ada kaum atau golongan Islam menganggap dirinya lebih Islami dan menganggap golongan Islam yang lain sebagai kurang Islam bahkan Kafir itu sangatlah salah (Baca Disini).

Sehingga dalam pemahamanku (maaf jika tidak sependapat), memaksa seorang Muslim untuk shalat itu tidak benar. Karena kalau mau Allah bisa membuat manusia semua untuk shalat, tapi nyatanya tidak. Disini Allah menghendaki kedewasaan umatnya, dengan mengajak agar kaum Muslim ber-Islam secara total tapi tidak memaksa.

Muslim yang baik pasti akan berusaha untuk shalat dengan baik karena ini adalah ibadah yang paling tinggi nilainya dari semua ibadah sehingga ibadah ini menjadi diwajibkan tetapi tidak sewajib Menyembah kepada Allah. Karena tidak sewajib menyembah itulah maka Shalat pun bisa dilakukan fleksibel bisa dijamak, bisa diqashar, bisa dibathin dan lainnya.

Bagaimana jika tidak Shalat?.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.]

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/16963-shalat-itu-yang-pertama-kali-akan-dihisab.html
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.]

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/16963-shalat-itu-yang-pertama-kali-akan-dihisab.html


Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.]

Dari sini tampak jelas bahwa ibadah Shalat itu yang utama, dimana ibadah lain bisa digunakan untuk menutupi kekosongan dari ketidaksholatan (tidak bershalat lima waktu), yang mungkin tidak shalat karena ketiduran, kesibukan yang luar biasa dan lain sebagainya. Itulah namanya Hisab, anda akan dihisap nilai kebaikan yang anda punya selama hidup.

Jika ada ajaran yang mengatakan bahwa yang akan dihisab pertama kali saat hari kebangkitan adalah shalat, menurutku kurang tepat. Yang akan dihisab dahulu adalah PENYEMBAHAN (MENYEMBAH) yang mana ini lebih dekat dengan IMAN. Nah baru kemudian shalat dan seterusnya ke ibadah sunah yang nilainya dibawahnya. Jika iman sudah tidak beriman kepada Allah (atau Tuhan yang satu yang mempunyai banyak nama) maka langsung gugur dan tidak perlu dihisab lebih lanjut (alias langsung neraka). Tetapi jika banyak dosa tapi masih ada keimanan maka akan diampuni pada akhirnya seperti yang sudah diterangkan dalam link artikel diatas.

Iman adalah sesuatu yang sangat susah, bahkan banyak orang yang untuk mengucapkan 2 kalimat syahadat ada yang harus menunggu sampai sepuluh tahun bahkan tahunan. banyak yang harus berdarah-darah hanya untuk memahami Tauhid. Itu baru Tahuhid, belum lagi nanti menuju Fikih yang mana juga sangat kompleks dan lainnya.  

Sekali lagi dalam Islam, ALLAH memang meminta kita untuk menyembah-NYA. Karena Iman ini (kepada Allah) akan menyelamatkan kita saat kita hanya punya 1% pada nilai ibadah kita pada-NYA ketika mati nanti.