Nabi Muhammad Keturunan Jawa?


 
Nabi Muhammad Keturunan Jawa?…ah masa iya (bagai disamber geledek). Ini adalah sebuah opini di dunia online. Apa iya sih?

Okelah, anda jangan panas dulu, anggap saja itu sebuah hipotesis yang kita akan coba cari tahu benar tidaknya. Dan maaf artikel ini jangan anda anggap rasis ya!.

Di beberapa artikel online, dikatakan bahwa Nabi Muhammad tidak 100% orang Arab. Ditengarai (dicurigai) bahwa Nabi Muhammad itu separuh berdarah Nusantara (Jawa). Kok bisa ya pada jaman dahulu orang Jawa dan Arab bisa bertemu?. Yah itu bisa saja karena sejak jaman Firaun Mesir pun sudah ada perdagangan dengan Nusantara, dimana mereka memesan Kapur Barus dari Sumatera Utara untuk digunakan membalsem para Mumi di Mesir.

Nabi Muhammad lahir sekitar tahun 600 Masehi, di tahun itu sudah ada perdagangan antara Arab dengan Nusantara. Itulah mengapa mereka menamai Nusantara sebagai Bani Jawi. Tentang asal usul Bani Jawi bisa anda baca DISINI.

Dan Bangsa Arab sebelum jaman kemerosotan akhlak (JAMAN JAHILIYAH) pernah mempunyai hubungan yang dekat dengan India BACA DISINI

Jadi bagaimana kesimpulannya?. Sabar-sabar, mari kita simpulkan satu demi satu, tolong baca dulu sampai akhir ya, nanti kita simpulkan sendiri-sendiri. Paling anda tidak akan setuju dengan saya he-he-he.

Ada sebuah pernyataan (Hadits) dari Rasulullah sebagai berikut :

Al-Mahdi akan muncul setelah keluarnya panji-panji hitam [ar-raayaat as-suud] dari (dunia belahan) Timur, yang mana pasukan ini tidak pernah kalah dengan pasukan manapun.” (HR. Ibnu Majjah)

Sebenarnya ada banyak versi tentang hadits Panji dari arah timur. Dan ulama-ulama jaman modern banyak yang mengaitkan bahwa yang dimaksud timur itu dari arah Nusantara.





Sebelumnya pendapat dari arah timur itu ada yang bilang dari Khurasan, Irak atau Pakistan.

Saya tidak tahu pasti apakah hadits ini shahih tidak. Tapi mari seolah-olah kita setuju bahwa hadits ini shahih.

Yang jadi pertanyaan adalah, mengapa arah timur? Bukan arah Barat, utara, atau Selatan. Mengapa baginda nabi lebih menunjuk ke arah timur?.

Mari kita cari tahu jawabannya :

IBRAHIM (BRAHMA)

1. Orang Jawa percaya kepada Brahma sebagai seorang utusan. Brahma atau Ibrahim merupakan bapak semua agama (BACA DISINI).
2. Cerita mengenai Nabi Sulaiman sebagai Nabi yang kemungkinan pernah singgah di tanah Jawa (BACA DISINI)
3. Orang Jawa percaya bahwa Adam merupakan manusia pertama (BACA DISINI).

Ketiga hal diatas sebenarnya ada di khasanah Jawa meskipun saat itu sudah mulai terkikis ideologinya karena menguatnya filsafat antropomorfisme  (Konsep AVATAR) yaitu Tuhan menjelma menjadi Makhluk. BACA DISINI 

KEPERCAYAAN ORANG JAWA ASLI

Orang Jawa asli memiliki kepercayaan (agama) yang disebut KAPITAYAN. Di agama Kapitayan mereka menyembah “Sang Hyang Toyo/Taya”  yang bermakna hampa atau kosong. Mungkin soal Hampa atau Kosong ini bisa anda pahami di artikel berikut (BACA DISINI).

Definisi dari Sanghyang Taya yaitu, “tan kena kinaya ngapa” alias tidak bisa diapa-apakan keberadaannya. Untuk bisa disembah, Sanghyang Taya mempribadi dalam nama dan sifat yang disebut “Tu” atau “To”, yang bermakna “daya gaib”, yang bersifat adikodrati.

Kapitayan menyembah langsung pada Sang Hyang Taya dengan gerakan-gerakan tertentu, yakni:

1. Melakukan tu-lajeg (berdiri tegak) menghadap tutuk (lubang) sambil mengangkat kedua tangan dengan maksud menghadirkan Sang Hyang Taya di dalam tutu-d (hati).

2. Menurunkan tangan dan disedekapkan di dada yang disebut swa-dingkep (memegang keakuan diri).

3. Melakukan tu-ngkul (membungkuk ke bawah).

4. Melakukan tu-lumpak (duduk bersimpuh dengan kedua tumit diduduki).

5. Melakukan to-ndhem (bersujud).

Tampak bahwa gerakan-gerakan tersebut mirip gerakan Shalat. Adapun tempat ibadah para penganut Kapitayan menggunakan sanggar. Suatu bangunan persegi empat beratap tumpak dengan lubang di dinding sebagai lambang kehampaan. Tampak bahwa Ka’bah yang berbentuk Kotak dengan Hajar Aswad sepertinya memiliki filosofi tersebut. Kapitayan dalam kesehariannya bagi masyarakat Jawa kemudian dipandang sebagai Kejawen dimana boleh disimpulkan bahwa Kejawen merupakan sisi filsafat bagi Kapitayan karena selalu berhubungan dengan adat atau kepercayaan orang Jawa. Meski dalam sejarahnya mereka terdesak oleh ajaran Hindhu dan Budha tetapi pada jaman walisongo mereka bisa terserap dalam Islam.


KA’BAH dan BOROBUDUR.


Wah apa ini kok ada hubungan antara Islam dan Budha?. Begini, Budha yang mula-mula secara pemahaman sebenarnya beda dengan Budha belakangan. Dahulu Budha itu sebuah pembawa ajaran,Budha sebagai Utusan, tetapi sekarang Budha itu bisa dianggap sebagai Dewa/Tuhan. 

Nama Budha pertama kali dipakai oleh Sidharta Gautama atau sakyamuni yang lahir sekitar tahun 563 SM sebagai pendiri Budha. Arti Budha ada banyak sekali antara lain "Yang Telah Sadar, Dia Sang Penemu (Bujjhita) Kebenaran, Ia yang telah mencapai Penerangan Sempurna, Ia yang memberikan penerangan (Bodhita) dari generasi ke generasi, dll. Konon Sang Budha mendapat pencerahan saat duduk dibawah pohon Bodi. Jadi kalau anda mengaku sebagai Umat Budha mungkin lebih cocok disebut sebagai umat Sakyamuni. Karena Budha itu mengacu ke sifat, bukan pribadi.

Dan ternyata Nabi Muhammad itu secara tersirat diramalkan sebagai Budha Terakhir (BACA DISINI)


JATI DIRI NABI MUHAMMAD

Nah ini yang paling seru. Bahwa dalam diskusi online berikut ini pendapat mereka yang beranggapan bahwa Nabi Muhammad itu tidak murni 100% ARAB

1. Suka bertapa , Apakah orang Arab suka bertapa?. Saya kira tidak. Apakah orang India?. Mungkin orang India juga ada yang bertapa, tapi kebanyakan dalam pengamatanku mereka bertapa di kuil-kuil. Beda dengan orang Jawa masa lalu yang suka bertapa di tempat-tempat kramat. Contohnya Sunan Kali Jaga, Ratu Kalinyamat dan lannya.

Nabi Muhammad sebelum mendapat wahyu pertama sering bertapa di Gunung yaitu Jabal Nur. Disitu beliau  bertapa di dalam sebuah.gua yaitu Gua Hira.



2. Perilakunya lemah lembut. Anda pernah membaca kisah nabi yang selalu menyuapi Wanita Tua (Yahudi) yang buta dan membenci Rasul kan?. Nah betapa Mulianya beliau. Berbeda dengan Arab kebanyakan yang Keras temperamennya. Bahkan Tabiat mereka sangat Biadab sampai mengubur Bayi perempuan (membunuh) karena malu punya anak perempuan (BACA DISINI). Kekerasan watak mereka membuat Islam yang sebenarnya Damai menjadi tampak MENAKUTKAN. Itulah mengapa kita harus memisahkan antara Islam dan ARAB, (BACA DISINI
3. Menurut riwayat kalau berjalan agak menunduk. Beda ya antara menunduk dan membungkuk. Orang jepang kalau memberi hormat membungkuk, tapi ini menunduk. Seperti kalau anda mau lewat didepan orang tua atau orang yang dihormati anda sedikit menunduk sambil mengucap permisi (Khas Orang Jawa tradisional)
4. Ber Ibu orang Nusantara. Ibu Nabi Muhammad bernama AMINAH.  

Sumati: - 'Su' berarti 'Damai' atau 'Self-Satisfaction', dalam bahasa Arab berarti  'Aman'. 'Mati' berarti 'Jiwa' atau 'Heart'. Oleh karena itu, makna Sumati adalah 'Hati Yang Damai', dalam bahasa Arab disebut "Amina". Nama  Ibu Nabi Muhammad adalah Amina.

Nama Sumati dengan awalan "SU" itu nama khas orang Jawa dan ada dalam literatur Hindhu BACA DISINI

5.Wajah Nabi. Menurut mereka, Nabi tidak mau wajah digambar karena bisa membuat kontroversi, karena wajahnya tidak Arab. Padahal sebagian besar ulama mengatakan bahwa tidak digambarnya wajah nabi karena bisa membuat Syirik. Dua-duanya bisa saja benar. Soal kontroversi, memang bagaimana sih wajah nabi?


Sebelumnya saya minta maaf dengan memposting dua gambar diatas. Saya bukan bermaksud melecehkan umat Islam dan agama saya. Itu gambar sudah banyak bertebaran di Internet. Saya hanya ingin anda menerka kira-kira apakah kelihatan Arab 100%? (seandainya benar gambar itu)

Bagi saya pribadi saya tidak ambil pusing dengan gambar diatas. Karena bagi saya Ujud atau Wajah nabi Muhammad yang digambar setelah beliau Wafat bukanlah sebagai Nabi itu sendiri. Anda bisa membacanya DISINI

 JADI KESIMPULANNYA?.

kesimpulannya ya silahkan simpulkan sendiri. Ambil positifnya saja saudara!